Doyeon memperhatikan wajah Mark yang ditimpa sinar matahari dari jendela hotel tempat mereka berada. Mata cowok itu terpejam. Dadanya naik turun pelan seirama dengan tarikan nafasnya.
Kepala Doyeon yang tadinya bersandar di bahu Mark kini terangkat. Ia meregangkan tangannya ke atas seraya mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
Kayaknya anak - anak pada belum balik.
Tanggal 30 Desember kemarin, Mark, Doyeon, Jaemin, Jeno, Renjun, Chenle, Yoojung, dan Lia (-pacarnya Jeno) terbang ke Sydney buat merayakan tahun baru bareng.
Habis makan siang tadi mereka semua berpencar.
Jeno sama Lia nge-date ke Museum of Contemporary Art.
Jaemin mau nge-vlog di sekitar Opera House.
Yang lainnya gabut, jadi ngikut aja sama Jaemin.
Berhubung Mark males panas - panasan dan alergi sama sinar matahari, dia lebih memilih balik ke hotel.
Awalnya Mark sama Doyeon leha - leha di sofa sambil nonton Home Alone.
Eh, tahu - tahu ketiduran.
Doyeon kebangun duluan karena lehernya pegel, sementara Mark masih lelap tertidur dengan bantal sofa di pelukannya.
Dalam hening, Doyeon mengamati lamat - lamat setiap detil wajah Mark.
Teringat di benaknya, pertama kali dia ketemu Mark.
Doyeon pas itu diseret Yoojung ke atap buat ngelihat orang yang udah bikin seisi sekolah gempar karena ke sekolah naik heli.
Saat orang - orang pada takjub menyaksikan gimana Mark dan Lucas turun dari heli dengan seragam berkibar kena angin dari baling - baling, Doyeon malah berpikir mereka norak.
Beberapa kali Doyeon papasan sama Mark di lorong sekolah, dan cewek berambut panjang itu nggak pernah memberikan perhatian apapun ke Mark yang selalu jalan bergerombol bareng Jaemin, Jeno, Renjun, Chenle.
Beda kalo sama Lucas. Kepala Doyeon ditimpuk pake bola basket.
Kesal, Doyeon marah - marah ke Lucas. Eh habis itu Lucas dan teman - temannya malah jadi akrab sama Doyeon.
"Lo suka nggak sih sama Lucas?" Tanya Yoojung pas Doyeon ceritain aksi bolosnya bareng Lucas.
"Bareng Lucas tuh seru," jawab Doyeon.
"Terus kenapa lo malah pergi sama Mark terus?" Tanya Yoojung lagi.
Doyeon tercenung. Ia memikirkan pertanyaan Yoojung untuk beberapa menit sebelum menjawab. "Sama Mark tuh nyaman."
"Tapi dia punya pacar goblok!" Sentak Yoojung.
Doyeon menghela nafas panjang. "Iya ngerti. Gue nggak ngarep apa - apa kok ke Mark. Kita cuma keluar buat cari buku doang. Nggak ngapa - ngapain."
Serius, Doyeon selalu berusaha untuk bersikap biasa aja pas pergi sama Mark. Dia cuma nganggep kegiatan mereka itu sekedar hang out antar temen aja.
Terserah deh orang mau bilang Doyeon egois, jahat, atau apapun.
Dia cuma pengen ngabisin waktunya sama orang yang ngertiin dia.
And that person is Mark.
If they are meant to be, they will find a way.
"I'm ready for it. So do you?" Pertanyaan yang dilontarkan Mark di mobil saat mereka mengarungi kemacetan Jakarta adalah titik di mana Doyeon memutuskan untuk go for it.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Super Makmur
FanficSaat uang bukan lagi masalah, apakah hidup jadi tanpa masalah? Published 24th June 2020