Kesedihan Makmur

9K 1.5K 193
                                    

Taeyong memperhatikan piano di hadapannya.

Suasana rumah hening karena masih jam 4 subuh. Seluruh penghuninya masih molor.

Waktu kecil, nggak ada satu haripun Taeyong lewatkan tanpa bermain piano. Di saat anak - anak lain asyik main pasir dan kejar - kejaran di taman. Taeyong lebih memilih main piano walaupun sering kali lagu yang dia mainkan nggak karuan.

Semua karena setiap dia main piano, Ibunda selalu menemaninya. Menyemangati Taeyong dan memujinya.

Tapi Ibunda mendadak pergi dari rumah.

Tanpa pamit.

Beberapa waktu kemudian hanya ada surat gugatan cerai yang dilayangkan ke Ayahanda. Dan lewat pengacaranya, Ibunda menyampaikan kalau dia nggak mau dicari dan nggak mau bertemu dengan keluarga Makmur lagi.

Taeyong kemudian paham kalau Ibundanya selingkuh.

Tapi yang dia nggak paham adalah kenapa Ibunda tega meninggalkan anak - anaknya dan nggak mau ketemu mereka lagi sama sekali?

Emangnya salah Taeyong dan lainnya apa?

Sejak itu Taeyong nggak pernah main piano lagi. Dia nggak ingin teringat akan Ibunda. 

Bahkan Taeyong sempat kepikiran mau buang aja pianonya tapi nggak boleh sama Ayahanda.

Makanya kemarin waktu Jennie minta dimainin piano, Taeyong menolak. Seorang Taeyong Makmur menolak permintaan Jennie itu langka banget. Apalagi Taeyong paling suka membuat Jennie terkesan.

Taeyong duduk termenung. 

Nayeon pernah bilang, semua keinginan mustahil, bisa terwujud kalau Taeyong yang minta.

Taeyong mendengus kecil. 

Ada satu permintaan Taeyong yang mustahil.

Yaitu Ibunda hadir di pernikahannya.

Yaitu Ibunda hadir di pernikahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎💎💎

Ten baru bangun jam 11 siang.

Hari ini dia skip sarapan bareng. Lagian, ngapain juga bangun pagi kalau nggak ngapa - ngapain.

Lagi mulet - mulet sambil jalan ke dapur, Ten menemukan Jennie sedang duduk di ruang belajar. Cewek itu tampak sedang melamun menghadap ke kandang singa.

"Siti aja lebih semangat mukanya ketimbang lo."

Suara Ten membuat Jennie terperanjat.

"Ngangetin aja lo!" Jennie memukul lengan Ten.

"Calon pengantin kok mukanya kek bosen hidup?" Ten duduk di kursi sebelah Jennie dengan kaki dinaikkan ke atas meja.

Jennie bertopang dagu, kembali menatap Siti yang sedang mondar - mandir.

Keluarga Super MakmurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang