"Ibu..."
Kaki Taeyong sudah bersiap untuk melangkah menuju Ibunda saat suara adiknya terdengar.
"Kenapa dia bisa ada di sini?" Raut wajah Ten yang tadinya cerah berubah mengeras.
"Ten." Baekhyun menyentuh pundak Ten. "Ini pernikahan Kakak kamu, jangan bikin keributan," ujar Baekhyun dengan suara rendah.
"Dan Ayah bakal ngebiaran perempuan itu ngerusak acara ini?" Balas Ten tajam.
"Perempuan itu Ibu kamu!" Desis Baekhyun.
"Ever since she cheated on you I lost all of my respect for her."
Taeyong menoleh ke arah Ten dan Baekhyun. "Maaf, aku yang undang Ibunda."
Mereka berdiri beberapa meter dari tempat Ibunda berada. Sehingga nggak mungkin Ibunda menangkap percakapan mereka.
"Buat apa minta maaf?" Baekhyun mengerling sekilas ke arah Liana sebelum kemudian menepuk pelan punggung Taeyong. "Ayo, acaranya udah mau mulai."
Taeyong ragu sejenak. Mencoba membaca ekspresi wajah Baekhyun.
Mendadak Taeyong diliputi perasaan bersalah karena nggak ngomong dulu ke keluarganya dia ngirim undangan ke Ibunda.
Taemin dan Kai tampak terkejut namun tak berkata apapun. Ten jelas - jelas terlihat nggak senang. Sementara Lucas dan Mark memandang Ibunda dengan mata besar mereka tanpa berkedip.
Taeyong menarik nafas dalam - dalam sebelum kembali menatap Ibunda dan melangkah maju.
Semakin dekat dia dengan Ibunda, semakin jelas pula setiap detail yang melekat di diri perempuan paruh baya itu.
Rambutnya ditata membentuk sebuah sanggul rendah.
Bulu matanya yang panjang bergerak turun dengan anggun saat ia mengerjap.
Buku - buku jarinya menggenggam erat sebuah tas kecil berwarna biru yang senada dengan dress midi-nya.
Ia berdiri tegak diatas sepatu hak tingginya.
Keangkuhan seorang nyonya besar Makmur masih terpancar meski sudah bertahun - tahun gelar itu ditanggalkannya.
Taeyong sama sekali nggak menyangka kalau Ibunda bakal datang.
Selain undangan, Taeyong juga mengirimkan sebuah surat untuk Ibunda. Karena tak menerima balasan, Taeyong pikir mungkin alamat yang dia dapat itu salah atau Ibunda memang nggak mau ketemu mereka lagi.
Rombongan itu berhenti tepat di depan Ibunda dengan Taeyong berdiri paling depan.
"Ibu," panggil Taeyong dengan suara lirih.
Ibunda tersenyum tipis.
Senyum yang mirip dengan Taemin.
"Selamat ya Taeyong," ujar Ibunda.
Suara yang pernah mengisi sudut - sudut ruangan istana Makmur itu membuat Taeyong terhenyak.
Rasanya seperti terlempar kembali ke masa lalu.
Taeyong mengerjap beberapa kali.
Berusaha menguasai lautan emosi yang menerjangnya.
"Makasih Ibu," ujar Taeyong dengan suara tercekat.
Tangan Taeyong bergerak perlahan meraih lengan Ibunda.
"Makasih udah dateng." Lanjut Taeyong seraya menarik pelan Ibunda untuk bergabung dengan rombongan mereka.
Bersama - sama, mereka melangkah masuk menuju hall tempat pemberkatan berlangsung.
💎💎💎
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Super Makmur
FanfictionSaat uang bukan lagi masalah, apakah hidup jadi tanpa masalah? Published 24th June 2020