⬆️Seventeen — Menemukanmu🎵⬆️
Ini jawaban atas konflik terakhir. Mainstream sih, tapi yaudahlah daripada enggak. Enjoy!!!
•••
"Kacamata lo terlalu mencolok di tempat ini." Tuduh Lazuardi menahan tawa.
Berbeda dengan Dea yang masih terlihat kaget. Ini dugaannya yang benar atau sekarang Lazuardi tengah berpura-pura.
Atau emang Lazuardi ingin memberitahu Dea secara perlahan. Kalau begitu, akan Dea turuti permainannya. Dea menadengus seolah sebal, mengintip dari kacamata yang ia turunkan sedikit.
"Tapi gue masih tetep cantik, kan?"
Lazuardi mengernyit, "Mata lo kenapa?"
"Banjir." Jawab Dea ketus, melangkah untuk menjauhi kerumunan. Laki-laki yang mengenakan hoddie berwarna marun itu mengikutinya dari belakang.
"Ko keluar? Lo gak bakal nonton?" Lazuardi heran ketika Dea menjauhi resto itu.
"Gue gak punya tiket."
"Kan masih bisa beli, biasanya suka ada yang jual dadakan gitu."
"Takut ditipu gue. Lagian gak suka sama acara kaya gini."
"Emang lo gak tahu Pamungkas?"
"Yang gue tahu cuma Noah, Slank, Sheila on 7, sama Cangcuters." Jawab Dea asal.
"Selera lo kolot."
"Tapi mereka legend."
Oke. Lazuardi tidak menyahut lagi. "Terus lo sekarang mau kemana?"
Dea berhenti, berputar badan ke arah Lazuardi. "Menurut lo?" Tanyanya seraya menatap Lazuardi dengan seksama.
Sengaja Dea membawa laki-laki itu menjauhi dari kerumunan. Dea ingin lebih jelas untuk mengetahuinya.
"Kenapa lo ngelakuin itu?"
Lazuardi diam. Dea nampak serius sekarang, meski tidak bisa dilihat dari matanya tapi suara Dea terdengar seperti itu.
"Kalaupun gue kasih tahu itu gak bakal ngaruh."
"Tapi setidaknya gue gak perlu pura-pura di hadapan lo." Sengit Dea.
"Gue tahu privasi. Lo nyembunyiin itu karena lo gak mau orang lain tahu, jadi gue diem seolah gue gak tahu apa-apa."
"Sejak kapan lo tahu?"
"Sejak gue sering lihat lo main ke rumah Lova, awalnya gue biasa aja karena gue anggap kalian teman. Tapi runtinitas itu terlalu sering untuk sekadar teman. Dan kejadian di Rumah Sakit buat gue yakin."
Dea memijit pelipisnya. "Terus kenapa lo bohong waktu itu?"
Lazuardi nampak bingung. "Gue bohong apa?"
"Tentang surat, lo seolah gak tahu apa-apa padahal sekarang lo yang giring gue ke tempat ini."
"Ini pesan dari lo, kan?" Dea memberikan ponselnya pada Lazuardi menampilkan pesan yang ia terima tadi pagi.
"Karena sekarang lo ketemu gue di sini lo menganggap itu dari gue?"
Dea mengangguk pasti. Dugaannya memang seperti itu karena sangat tidak mungkin mereka hanya dipertemukan begitu saja tanpa ada kesengajaan. Ini pasti ulah Lazuardi.
"Dea dengerin gue, gue bukan orang yang pandai menyembunyikan perasaan. Jika gue suka maka gue akan bilang dan gak akan melakukan hal kolot kaya gitu yang bisa nyiksa gue perlahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/154678385-288-k175543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DeaLova
Teen Fiction"Cinta memang tidak tahu kapan ia datang, tapi cinta tahu kapan semestinya ia pergi." Dea. "Mencintaimu adalah keputusanku yang mutlak, dan menyakitimu ketidaksengajaan yang ku perbuat." Lova. _DeaLova_