LUKA
Apa yang lo rasakaan selalu gue rasakan juga. Apa yang menjadi kekecewaan lo akan menjadi kekecewaan gue juga. Senyum lo berarti senyum gue, tangis lo akan menjadi tangis gue juga. Karena lo adalah orang terpenting dalam hidup gue.
~Deon~
***
Pluk...
"Anj*ng!" Lova mengumpat.
Tubuhnya menyamping seraya tangannya mengusap keningnya yang terasa sakit. Ponsel sialan! Batin Lova mencibir.
Kesialan yang siapa saja pernah mengalaminya dan seratus persen Lova yakini bahwa kejadian itu begitu sangat menyebalkan. Bagaimana tidak, saat asik-asiknya tiduran sambil memainkan ponsel tapi karena jari-jari manja Lova yang tergelincir ponsel itu akhirnya jatuh dan mengenai keningnya keras. Lova tentu saja meringis, rasa sakitnya melebihi dijewer oleh Dea, si gadis bar-barnya.
"Eh, Gar! Lo punya link wattpad yadong, gak?" Tanya Miki, tatapannya masih terfokus pada ponselnya.
"Apaan yadong? Gak ngerti gue." Gara berucap tak acuh, atau lebih tepatnya pura-pura tidak mengerti.
"Bulshit anjir!" Desis Miki kesal.
"Sorry. Dede masih volos, jangan dinodai. Lagian gue udah hiatus dari dunia yadong." sahut Gara.
Miki mendongak, menyipit matanya ke arah Gara. Merasa diperhatikan, Gara menatap Miki penuh tanya.
"Halah, lo hiatus dari dunia yadong itu adalah dusta yang berbalut sesuatu yang manis." Cibir Miki.
Gara melingkarkan bola matanya jengah, posisinya berubah menjadi duduk.
"Padahal lo yang ngenalin dunia yadong ke gue. Gak asik banget kalau lo udah hiatus."
"Perlu diingatkan. Yang pertama kali ngenalin yadong itu Adipati, bukan gue." Ingat Gara penuh penekanan.
"Ah, jadi kangen Adipati. Kalau aja dia gak pindah kita pasti ngeyadong bareng." Miki mengeluh dengan nada rendah. Ia mengingat teman satunya lagi yang kini sudah berbeda kota dari mereka.
"Lo kangen ceramahnya pasti, yang bikin lo merinding tapi diam-diam bikin basah." Gara terkekeh geli. Ingatannya melampau ke jauh-jauh hari mengingat kebersamaan mereka yang masih lengkap.
Miki mendengus sebal."Lo menjurusnya ke sana mulu, gue juga yang kena kenistaan lo."
"Gini-gini juga gue masih ada polos-polosnya yang lucu kaya anak kecil. Jadi gue gak bisa bohong kali ini karena omongan gue tadi itu sesuai fakta."
Miki menoyor kepala Gara lumayan keras."Mana ada yang polos tapi playboy! Kurang belaian lo, Gar. Lagian wajah lo kaya pantat bayi."
"Gak apa-apa kaya pantat bayi, kan lembut, merah merona, unyu-unyu gitu. Duh... jadi gemes deh gue kalau disamain sama pantat bayi."
Miki menganga tidak percaya. Mulutnya terbuka sempurna. Ini memang Gara yang lagi sakit atau kenapa? Tampang mupeng Gara berhasil membuat Miki bergidik ngeri.
Rasa panik semakin muncul begitu Gara tiba-tiba mesem-mesem manja. Ini anak emang kurang belaian atau stok pacarnya menipis? Ayolah! Gara itu terkenal playboynya ia tidak yakin bahwa stok yang dimiliki Gara menipis.
"Taek lo, Gar!" Decak Miki keras.
"Lo harus coba cium pantat bayi... Dah... meleber tuh aromanya menelusuk hidung lo yang lebat akan bulu-bulunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DeaLova
Teen Fiction"Cinta memang tidak tahu kapan ia datang, tapi cinta tahu kapan semestinya ia pergi." Dea. "Mencintaimu adalah keputusanku yang mutlak, dan menyakitimu ketidaksengajaan yang ku perbuat." Lova. _DeaLova_