⬆️New Empire🎵⬆️
Duaaaarrr.
Gue up lagi dong. Gak ada rencana buat up, sih, tapi setelah denger musik di Youtube eh tiba-tiba jiwa haluku membludak.
Enjoy, guys.
Jangan lupa voment. Mmuach.
Sebenernya gue lagi ngerjain cerita kedua. Penasaran gak? Harus dong.
Gue kasih bocoran aaaaaahhh.
Nanti disana ada tokoh dari DeaLova yang muncul.
Siapa coba tebak???
Dea?
Lova?
Anna?
Gara?
Lazuardi?
Maharani?•••
Hari ini Dea sengaja datang lebih telat dari biasanya. Semua murid masih ada yang berkeliaran meskipun bel masuk sudah berbunyi. Ah, untuk kelas dua belas mungkin mereka ingin menikmati masa sekolah mereka sebelum benar-benar dinyatakan lulus. Tinggal satu minggu lagi mereka melaksanakan UN. Lalu semuanya berakhir menyisakan kenangan. Awal pertemuan dengan teman-teman yang menemani masa remaja, masa dimana kita ingin menemukan jati diri yang sesungguhnya.
Kabar buruk pun datang. Tahun ini pihak Sekolah dengan pasti memutuskan agar tidak melaksanakan pensi menimbulkan banyak kekecewaan bagi murid kelas dua belas. Ajang terakhir mereka mengekspresikan diri, acara terakhir mereka untuk menikmati dan melepaskan segala kenangan yang pernah mereka lalui.
Tempat tujuan yang akan Dea datangi hari ini adalah lokernya. Ada sesuatu yang harus segera ia pastikan secepat mungkin. Ini bermula ketika pesan itu datang, menimbulkan rasa penasaran Dea semakin besar. Jika orang itu memang berniat ingin menemuinya kenapa pagi tadi orang itu malah menarik kembali pesannya.
Dea mengambil semua surat yang sengaja ia simpan di dalam loker sana. Hanya tersisa puluhan karena sebagiannya sudah Dea baca ulang malam tadi. Kesimpulan yang dapat Dea tarik, yaitu :
Pertama, orang itu pertama kali bertemu dengan Dea di Bali. Maka sudah dipastikan orang itu pernah tinggal di sana.
Kedua, dia adalah seseorang yang tahu hobi yang sangat Dea sukai yaitu bermain tenis meja.
Ketiga, saat ini dia berada disekitar Dea karena dia selalu tahu apa yang Dea alami sehingga selalu mengirimkan surat dan memberikan beberapa kata untuk menghibur Dea.
Keempat, dia adalah yang kemungkinan menyukai Dea.
Dea mencoba mengumpulkan kejadian demi kejadian yang pernah ia alami saat di Bali. Dan ia hanya bisa mengingat jika hanya Lova lah yang pertama kalinya bertemu dengan dirinya di Bali, lalu kemudian dengan Gara.
Jika itu adalah Lova, maka sangat tidak memungkinkan. Lova bukan lelaki yang pandai merangkai kata atau menghibur dengan cara kuno seperti itu.
Lalu untuk Gara?
***
Dengan tekad bulat Dea melangkah kakinya di lorong panjang nan sepi itu. Tangannya menggenggam sebucket bunga, bau aroma khas yang dimiliki tercium semerbak di indera penciumannya. Dea tidak terlalu suka bunga tapi dia pun tidak membencinya. Dea hanya menyukai jika bunga itu ia terima dari orang pilihan, seperti keluarga dan Lova.
Suara tawa sudah Dea dengar dari luar. Sebelum memastikan kakinya melangkah masuk Dea menghirup udara dengan penuh harapan.
"Selamat sore. Uhuuuuuyy, inces datang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DeaLova
Teen Fiction"Cinta memang tidak tahu kapan ia datang, tapi cinta tahu kapan semestinya ia pergi." Dea. "Mencintaimu adalah keputusanku yang mutlak, dan menyakitimu ketidaksengajaan yang ku perbuat." Lova. _DeaLova_