Setelah hampir satu jam menunggu lalu semua menu pesanan yang dia pesan akhir nya datang dan disajikan ke atas meja Hera/Boim. Lalu para pelayan pergi meninggalkan tempat Hera/Boim dan karena Hera/Boim sudah memesan tempat yang sepi dan di pojokan maka tidak ada yang melihat dan memperhatikan dia waktu makan.
Hera/Boim pun makan dengan lahap nya satu persatu menu dan minuman di habiskan nya dengan lahap seperti belum makan beberapa hari.
(Hera/Boim dalam pikirannya) "wah kapan lagi gue bisa makan enak dan sepuasnya kayak gini dari dulu mau kesini cuman jadi angan-angan gue doang dan membayangkan dari cerita teman-teman kampus yang memang dari orang yang berada. Sekarang gue mau puasin, lagian makan sebanyak apapun gue ini badan ga akan pernah jadi gendut paling langsung terserap ke badan gue (Boim). Gue liat tadi pelayannya ngeliatin gue gitu amat, pasti dia heran badan kayak model gini makan nya melebihi kuli. Hahhahaa..tapi bodo amat lah yang penting gue bisa bayar dan rasa penasaran gue ilang."
Setelah hampir 1 jam, Hera/Boim pun selesai menghabiskan semua makanan dan minuman yang dipesan nya. Semua tenaga yang terkuras dan rasa lapar yang ada karena melakukan hal-hal menyenangkan pada tubuh Hera hilang digantikan dengan rasa segar dan kenyang.
Tak lama dia pun ke kamar mandi membersihkan mulut, tangan, dan yang lainnya kemudian ke depan menuju mbak-mbak kasir untuk membayar.
(Hera/Boim) "berapa semuanya mbak makanan saya ?"
(Kasir restoran) " totalnya 750 ribu mbak."
(Hera/Boim) "(kaget) (dalam pikirannya "eh.. buset deh makanan segitu 750 ribu kalo gue dulu mana bisa bayar bisa-bisa disuruh cuci piring kali sama bersihin semua restoran luar dalam) (sambil membuka dompet nya dan mengeluarkan uang)" "iya mbak ini uangnya 750 ribu" (sambil mengambil bon dan langsung pergi meninggalkan restoran ke tempat parkiran mobil nya dan langsung ke kampus)
Setelah sampai kampus sekitar jam 14.00, iya pun langsung mencari parkiran dan turun dari mobilnya. Segera dia mempercepat langkah kaki nya untuk mencari wanita pujaan hati nya yang bernama Yunia, yang merupakan salah satu mahasiswa jurusan ekonomi juga tapi dia mengambil kuliah siang sehingga tidak sering bertemu Boim, bahkan Yunia pun tidak terlalu mengenal Boim.
Karena Boim mengambil kuliah di malam hari bareng dengan Edwin. Namun saat pertama kali masuk ke kampus itu dan mengikuti Ospek, Boim tidak pernah bisa melupakan sosok cantik dan baik dari Yunia yang walaupun sekarang dia sudah memiliki pacar di semester 7 jurusan yang sama. Tapi itu tidak membuat Boim berhenti melupakan dan selalu memimpikannya.
Setelah berkeliling kampus lalu Hera/Boim menemukan Yunia yang sedang duduk di kantin dan sedang mengobrol asyik dengan teman-temannya. Sambil duduk di tempat dekat dengan Yunia dan memperhatikan, Hera/Boim mencoba memikirkan cara untuk membuat Yunia menjadi skinsuit karena di kantin sangat banyak orang.
Tidak lama kemudian Yunia pamit untuk ke kamar mandi sebentar, dan Hera/Boim pun langsung bergegas ke kamar mandi karena dia pikir ini satu-satunya kesempatan yang ada. Setelah Yunia masuk tak lama Hera/Boim pun masuk ke kamar mandi, sambil melihat sekitar dan dia pikir bahwa kamar mandi tersebut kosong hanya ada mereka berdua saja.
Lalu Hera/Boim masuk ke bilik kamar mandi yang paling pojok dan mengeluarkan kamera nya. Hera/Boim membuka pintu bilik tersebut sedikit untuk mengintip dan "cekrek..." tubuh Yunia pun mulai mengempis dan tidak bisa mengeluarkan suaranya.
Setelah beberapa saat tubuh Yunia menjadi skinsuit 100%, Hera/Boim segera keluar dari bilik kamar mandi dan mengambil skinsuit Yunia dan barang-barangnya dengan cepat dan kembali ke bilik tadi lalu mengunci bilik itu rapat-rapat.
BERSAMBUNG DI PART SELANJUTNYA...
Jika suka atau ada masukan dan saran tolong vote dan komentarnya untuk menambah semangat penulis..
KAMU SEDANG MEMBACA
SKINSUIT CAMERA AND STRAW DOLLS
FantasíaCerita ini hanya fantasi/fiktif belaka. Disaat hal yang tak pernah dibayangkan terjadi karena alat yang diberikan secara kebetulan dan tak pernah disangka-sangka. Sehingga mengubah hidup seorang pria miskin yang biasa-biasa saja yang berjuang untuk...