Note:
Belum di revisi semua, jadi kalo masih ada typo dan kata yang ga sesuai maapin ya.
_________________________________________Happy reading
Antartika dan Antarkita itu sama, sama-sama memerlukan waktu. Bedanya Antartika memerlukan waktu yang lama sedangkan Antarkita cukup memerlukan waktu agar kita bisa bersama.
-ALEXIS-"Nah ini rumah Aku kak" ucap Raya ketika sudah berada didepan sebuah susunan kardus yang dijadikan seperti bangunan rumah. Rea hanya mengangguk seraya tersenyum dan meneliti setiap sudut.
Ini rumah? Rea kira tempat pembuangan sampah Batin Rea tak percaya menatap tempat tinggal anak perempuan itu.
"Raya tinggal sendiri?" tanya Rea pelan sekadar untuk memastikan kembali, Raya mengangguk seraya tersenyum. "Disini?" tanya Rea kembali masih tetap diangguki Raya.
"Gak takut? Ini kan sepi." ucap Rea membuat Raya menunduk seraya tersenyum tipis.
"Takut" ucap Raya menatap Rea. "Tapi kalo Raya gak bisa lawan rasa takut itu, Raya gak tau lagi mau tinggal dimana kak." lanjut Raya sedih.
Rea pun memeluk tubuh mungil Raya.
"Sabar ya Raya, setiap masalah apa pun pasti akan ada solusinya, kalo sekarang Raya kayak gini belum tentu kedepannya Raya masih tetap kayak gini." ucap Rea mengelus punggung Raya yang sudah bergetar.
"Hikks iya kak, kakak tau? Baru kali ini ada orang sebaik kakak, selama ini semua orang selalu beda-bedain Raya. Raya pikir orang-orang di kota ini gak ada lagi yang mau bersikap baik sama Raya hikks tapi ternyata hikss masih adaa dan itu kak Rea hikkss." ucap Raya disela-sela tangisnya, Rea pun ikut menitikan air mata prihatin.
"Cup cup cup Raya gak boleh nangis. Raya harus tau dunia ini keras dan kejam kalo Raya gak bisa berusaha untuk hadapi semuanya Raya gak akan bisa bertahan." ucap Rea melepas pelukannnya.
"Makasih ya kak." ucap Raya menyeka sisa air mata dipipinya.
"Raya kalo gitu kakak pulang dulu ya, besok kakak kesini lagi dan ini sedikit uang dari kaka buat jajan besok." ucap Rea memberikan beberapa lembar uang.
"Gak usah kak, besok Raya juga kerja kok kak. Jadi insya Allah pasti Raya bisa beli makan sama jajan." ucap Raya menolak pemberian Rea.
"Kamu kerja? Kerja apa? Dimana?" tanya Rea beruntun.
"Iya kak Raya kerja, dipinggir jalan, ngamen." balas Raya membuat Rea terdiam. Namun detik berikutnya Rea tersenyum. "Kapan-kapan boleh dong kakak ikut kamu ngamen." ucap Rea yang mampu membuat Raya terdiam.
"T-tapi"
"Becanda kok, eh tapi bener loh kapan-kapan kakak bakal ikut kamu ngamen." ucap Rea bersemangat.Raya hanya mengangguk seraya tersenyum, rasanya nyaman sekali berada didekat Rea ia dapat merasakan kasih sayang yang selama ini ia harapkan dan itu semua telah diwujudkan oleh Rea.
Semenyedihkan itukah hidup gadis kecil ini,tinggal ditempat yang tidak layak ditempati dan bekerja keras untuk bertahan hidup.Namun tetap bagi Rea ini adalah hal luar biasa,Rea bahkan terharu atas perjuangan hidup Raya yang hanya tinggal sendiri sebatang kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXIS |Lengkap|
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:) Alexis Brama Morgana seorang siswa yang disegani di SMA Nusa Bangsa, terkenal dengan mata elangnya, sikap dingin dan pendiamnya. Ia adalah ketua geng Ringstar yang bertemu dengan gadis polos juga pemberani. Gadis yang i...