53. TERSANGKA

26.4K 1.8K 154
                                    

Warning
..
PART GAJE HUHU

KALO GA SUKA SKIP AJA GAK PAPA YAA!!

KALO SUKA VOMENT

Follow ig: St_nyntii

Banyak typo harap maklumi^^


Happy Reading

•••
Satu persatu rahasia itu mulai terungkap, jika salah satu rahasia itu semenyakitkan ini. Aku memilih tidak ingin lanjut untuk mengungkapnya lagi.


••••

Di depan ruang rawat Rea terlihat ramai, setelah dari ruang IGD dan menjalani operasi untuk mengambil peluru dalam tubuh gadis itu. Rea langsung di pindahkan ke ruang rawat inap. Dokter memberitahu jika peluru dalam tubuh Rea hampir menyentuh tulang rusuk gadis itu, namun beruntung Rea masih bisa diselamatkan.

Waktu sudah menunjukan pukul 23:00 malam dan dokter bilang jika di jam itu Rea belum sadar, kemungkinan besar Rea akan mengalami koma.

Di dalam ruang rawat Rea sedari tadi Dwi sang Mama tidak berhenti menangis sembari mencoba membangunkan Rea. Dwi tidak menyangka jika putri semata wayangnya akan mengalami semua ini. Sakit rasanya ketika mengetahui Rea gadis polos itu terbaring lemah tak berdaya.

"Bangun sayang." Dwi mengecup kening Rea.

"Janji sama Mama kalo kamu gak bakal tidur lama-lama" lanjut Dwi menggenggam sebelah tangan Rea.

"Mama bakal izinin kamu tidur hari ini sampai pagi. Jadi pagi nanti kamu harus buka mata kamu ya." pinta Dwi mengusap air mata yang hendak menetes kembali.

"Mama tinggal dulu ya sayang. Kamu istirahat, Mama ada di luar buat jagain kamu. Karena dokter bilang malam ini kamu harus tidur sendiri dulu." ucap Dwi mengecup seluruh wajah Rea.

"Selamat tidur putri kesayangan Mama." ucap Dwi sembari melangkah keluar dari ruangan itu.

...

Alexis memasuki rumah besar milik Ayahnya dengan tangan yang mengepal kuat dan juga tatapan tajam penuh amarah.


Brakk.

Tendangan kasar Alexis membuat sebuah pintu kerja milik Bram terbuka lebar, membuatnya bisa melihat di dalam sana ada Bram dan juga Johan.

"Tidak sopan sekali kamu Al." ucap Bram berdiri menatap Alexis.

Arra yang berada di kamar tamu lantai atas tidak sengaja mendengar keributan di bawah sana dengan cepat mendekati arah keributan itu. Rea bersembunyi di samping pintu ruang kerja Bram sembari menguping membicaraam anak dan Ayah itu.

"Munafik lo." cibir Alexis membuat Bram menatap ke arahnya tajam.

"Apa maksud kamu Al, tidak sopan sekali kamu berbicara pada Ayah seperti itu" Bram mendekati Alexis.

Alexis yang sudah tidak dapat menahan emosinya langsung saja menarik kerah kemaeja Bram dan mendorong tubuh pria paruh baya itu menghantam dinding.

"Kenapa lo nembak Rea?" tanya Alexis to the point, cowok itu menatap kedua manik mata Bram. Arra yang mendengar pertanyaan Alexis langsung saja menutu mulutnya terkejut.

ALEXIS |Lengkap|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang