3). Ukiran Pena

87 29 40
                                    

"Lo tenang aja, diagramnya gue terima kok!"

Sebuah ungkapan dengan mudahnya diterima oleh Ira. Terkenal belum pernah pacaran alias selalu jomblo akut, Ira termasuk gadis yang mudah menerima seseorang untuk hinggap pada hatinya.

Sejak saat itu, Ira dan Neuson sudah resmi jadian, tapi masih enggan mengumbarnya.

12 Mei 2018.

********

Hari senin yang panas! Di siang bolong seperti ini, matahari nampak membuka sempurna. "Arggh". Detik ini juga suhu udaranya mendadak 100° C, sangat panas. Sungguh membawa keberkahan bagi Ira yang bernomaden didekat jendela dengan angin sepoi-sepoi menggugah lembut. Ditemani dengan gorden berwarna hitam yang bisa diraih oleh telunjuk jemari.

Jam pelajaran kosong adalah harta dunia bagi para pelajar. Hari bebas sedunia!!!! Yuhu!!! Saat itu, Ira sudah memunculkan kantung-kantung tabung oksigen males dan garis-garis menghitam dibawah pupil mata. Perlahan, tubuhnya mulai disenderkan ke dinding sembari dibalut dengan black gorden, salah satu fasilitas di SMA Sinota.

"Ya ellehh, tumben Lo tidur?"

Ira tersadar dan langsung membuka pupil matanya, lalu menatap ke sumber suara. Ia melirik Bulan si mirror girl dengan tatapan setengah emosi.

"Bisa diem gak tuh mulut comel. Gue ngantuk bingitzz," ucap Ira masih loyo dan sempoyongan. Ia mengacak-acak rambut sebahunya.

"Heleh, nanti kalau Neuson datang, baru tau rasa Lo." Goda Bulan yang masih bertenger disamping jendela sembari senyum-senyum gak jelas, menatap lekat cermin senjata ampuhnya. Bulan adalah makhluk perdana yang mengetahui berita hot tentang hubungan percintaan Ira.

"Gue kagak peduli,"

"Lagian ya, Neuson masih belajar. Dia juga gak bakalan kesini kok."

Bulan hanya menatap pasrah reaksi temannya yang berhati jutek namun nge-gemesin. Ia tak peduli, entah Neuson datang atau tidak.

Ira sudah melejitkan matanya.

"Gak nyangka, ternyata gue cyantikk banget...nget...nget...get," pekik Bulan seolah tak sadar karena masih sibuk berkaca dan berdandan senda ria, wanita itu mendengar desis langkah kaki. Ia memandangi pintu gerbong kelas.

Matanya membuka,

"Omg, Neuson!"

"Ganteng bingit, meleleh nih gue"

Mirror girl mematung ditempat, memandangi ketampanan pria yang sedang berjalan mengitari dengan arah langkah kaki ke kelasnya. Seluruh gadis X.IIS 2 juga ikut menyerbu salah satu anggota STARLIGHT ITU. Neuson Wingky Herlo.

Bulan masih belum sadar, ia tetap membiarkan Ira terlelap dan merasa malu jika Neuson menyadari tingkah konyol dari kekasihnya. Tukang boci dikelas.

"Ira-nya ada?"

Dengan mata yang membeku, semua gadis masih terhipnotis dan mematung.

Neuson melangkahkan kaki ke kursi Ira, ia membuka terpaan gorden yang tersapu angin. Dia menemukannya. Menatapnya dengan reaksi kasihan.

"Ternyata disini toh!" Neuson mengelus-elus rambut Ira, membuat perempuan yang menyaksikannya merasa broken hearted.

"Ra, bangun! Ini gue, Neuson." Ucapnya lagi.

"Huam,"

Ira terlihat menguap lepas, melentingkan urat-uratnya yang begitu lunglai, tanpa sadar makhluk siapakah yang ada didepan mata.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang