22). Perfect!

28 15 7
                                    

#Kesempurnaan seorang wanita akan dinilai tinggi dari hati. Sama sepercis lelaki yang akan terus memuja karakter, ketimbang kecantikan paripurna. Karena mencintai adalah dasar dari kata menerima apa adanya.

****

Tok! Tok! Tok!

Bunyi murai mengisyaratkan semesta akan kedatangan seseorang. Suara ketukan pintu yang begitu sopan, bunyi nya mendera sampai ke telinga Ira. Gadis itu sudah selesai dengan dandanan sederhana, tanpa sebuah polesan pondation atau pun Lipstik. Ia hanya ingin tampil apa adanya dan sederhana!

Nera membuka pintu lebar-lebar, mencari sesosok anak manusia yang tiba-tiba datang tanpa di undang. Mata nya mendapati gerbang rumah dengan sesosok pria tinggi berwajah rupawan, kini sedang berdiri dengan senyum antusias.

"Piter, mari silahkan masuk!" ujar nya dengan senyum begitu antusias.

"Ira, ada tamu di depan!" teriak Nera sembari berjalan ke arah meja makan.

"Mami apaan sih teriak-teriak?" seketika itu, mata Ira menjadi keheranan. Ia binggung dengan kemunculan pria yang saat ini sedang duduk di sofa keluarga. "Kok mami gak bilang ada Piter?"

"Dari tadi juga, mami kan sudah bilang ada tamu? Berangkatnya sama Piter aja, mobil mami lagi rusak!"

"Pasti bohong lagi, enggak ah. Ira pengen nya sama mami!" tolak Ira dengan wajah kecut terpancar di wajah imut nya itu.

"Fasilitas nya mami cabut!"

Ira memandang sontak, mami nya terlalu sulit untuk di ajak berdebat. Di tambah lagi, Nera begitu tahu kelemahan anak semata wayang nya itu.

"Iya, Ira berangkatnya bareng Piter. Puas nenek-nenek gombel!"

Nera hanya memandang ketus anak nya yang mulai menghilang keluar. Setelah kedua anak itu keluar, ia menilik sedikit dan tersenyum cengir. Nera sangat bahagia melihat kedekatan Piter dan Ira.

*****

"Muka  Lo kucel banget sih!" cerca Piter membuat unsur-unsur keceriaan Ira menjadi tersinggung. Pria ini membuat nya malu dengan kilau rona pipi nya. "Kurang dandan?" tambah nya lagi.

"Gue enggak suka dandan, apalagi di polesin tepung terigu putih yang sama sekali tidak berfaedah!"

Piter beradu pandang jemu dengan gadis ini. Wanita dihadapannya adalah populasi unik yang hanya ditemukan satu kali dalam seumur hidup. Dia benar-benar populasi yang hampir punah!

Mereka melanjutkan perjalanan, Piter menyetir mobil dengan sedikit terburu-buru. Pria ini mengarahkan tujuan ke arah lain dengan jalur yang tidak menuju ke peraduan Sinota.

"Ini bukan jalan ke sekolah. Kita nyasar! Putar balik!" Ira menyerocos dengan ribuan kata mujarab nya. Ia menetap jengah ke arah pria ini.

"Siapa juga yang mau ke sekolah? Kita bakalan singgah ke suatu tempat terlebih dahulu!"

"Lo mau nyulik gue? Awas ya, nanti gue bilangin ke mami!"

"Dasar anak manja! Dikit-dikit mami. Lagian, nyokap Lo juga bakalan dukung gue sepenuh hati!"

"Putar balik gak! Piter, cepat putar balik!!"

Ira menggangu konsentrasi Piter menyetir, sehingga mobil nya hampir saja menabrak orang di sekitar jalanan.

BRAKKK...

"Diam Ira!" perintah nya dengan keras. "Lo tau kita hampir mati. Apa susahnya sih, sedikit aja Lo dengerin kata-kata gue!" Piter terlihat menaikkan volume suara nya, ia benar-benar geram dengan kelakuan gadis disampingnya.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang