20). 'Close Eye'

31 18 14
                                    

Melamun adalah hal terbosan yang pernah Ira lakukan. Sedari hari minggu kemarin, gadis ini terus menciptakan lamunan yang membuat ibu nya kebingungan akan sikap akut itu. Semua orang benar-benar merindukan senyuman Ira untuk saat ini. Kapan lagi remaja itu akan menciptakan senyum sumringah nya? Dalam waktu yang lama!

Seperti biasa nya di kala pagi hari, seorang gadis terus berjalan sempoyongan tak bergairah. Mata nya menilik ke depan, namun tidak memfokuskan langkah kaki nya. Ia hanya berjalan, tidak mendengar! Pagi terasa sunyi! Siang terasa sepi! Bahkan di sore hari pada bel pulang, Ira juga masih tetap meloyo!

Lamunan gadis itu menjadi pecah, ketika ia melihat sesosok pria berjalan senda ria bersama sahabat kecilnya, Tania. Ia tidak tahu ada apa dengan mereka? Hari ini, Ira hanya mencoba menemukan jawaban!

"Neuson!" pangil nya dengan loyo seperti kekurangan asupan gizi.

"Neuson! Neuson!" ia memanggil lagi, tapi tak ada respon dari pria itu. Gadis ini mulai berlari mengejar punggung pria yang mulai menghilang. Dan akhirnya, ia mampu berdiri menghalau langkah pria itu. Neuson!

"Kasih gue jawaban!" pinta Ira dengan memaksa.

"Gue gak paham sama apa yang Lo bilang?" elak nya ingin menghindar dari permintaan gadis cupu di depan mata nya.

"Neuson kenapa putusin Ira?"

"Neuson kenapa ninggalin Ira gitu aja?"

"Dan Neuson juga kenapa gak datang di malam itu? Ira nunggu sampai kehujanan. Padahal, Neuson tau kalau Ira gak bisa terciprat air hujan. Neuson tahu itu kan? Neuson juga tahu, seberapa menderita nya Ira karena putus sama Neuson?"

Pria tampan ini hanya menatap kasihan dengan gadis di depan nya. Jika saja raga nya tidak terikat perjanjian, Neuson sangat ingin memeluk Ira. Neuson sangat ingin menggenggam tangan Ira. Bahkan, Neuson sudah sangat geram ingin berlari ke arah Ira saat ini. Neuson merindukan Ira, tapi tidak mampu mendekap nya karena ia masih harus menjalani perjanjian di atas materai selama 6 bulan ke depan.

"Jangan diemin Ira,Neuson. Ira butuh jawaban, bukan tatapan mata mematung!"

Neuson mulai menghembuskan nafas, mengeluarkan sedikit demi sedikit senyawa karbon. Ia mencoba untuk tenang dan bersikap datar pada gadis ini.

"Udah gue bilang, kita putus karena gue udah bosan sama Lo. Dan satu lagi, Lo itu cewek dungu yang gak bisa ngapa-ngapain" jelas nya yang begitu menyayat hati Ira. Benar-benar sakit! Rasanya seperti jantung terpotong yang sudah lepas dari organ-organ peredaran darah!

"Ira juga bisa pintar kok, buktinya di SMP Ira dapat rangking 10 dan bisa masuk kelas Durian. Di situ kan kelas yang terpilih jadi murid IQ pintar" sahut nya polos.

"Itu bukan pintar, tapi sedikit tercentol. Baru rangking 10 aja udah bangga. Gue cuman gak pengen dapat cewek dungu kayak Lo"

"Yaudah, kalau itu alasan nya. Ira janji akan belajar lebih giat lagi, biar Neuson gak malu pacaran sama Ira. Tapi, Ira mohon Neuson balik lagi ya. Jangan bilang putus!" pinta nya dengan nada gemas, ia belum ingin menyisakan air mata nya. Ira masih tegar kok! Ia masih mampu bersabar!

"Percuma!"

Kemudian, Ira mendekat sepuluh langkah. Ia menggapai jemari Neuson dan mencoba meluluhkan hati pria itu.

"Jangan pergi, Ira masih butuh Neuson untuk bahagia!" pinta nya lagi semakin mengemis-ngemis saja. Wajah nya melongo, mata nya berbinar-binar. Ira sangat berharap bahwa Neuson akan menerima nya lagi!

BRUKK.....

Dengan aksi sengaja, Tania mendorong keras tubuh Ira. Wanita culun itu merasakan kesakitan yang luar biasa, tubuh nya mengenai runcingan batu yang membuat darah nya perlahan mencuat keluar.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang