48). Bubarnya STARLIGHT

18 12 0
                                    

TENG... TENG.. TENG.

Suara bel masuk kelas sudah berbunyi, hari yang cerah untuk kembali memulai pembelajaran setelah kemarin disirami oleh materi yang menyulitkan.

Di kelas XI.IPS 3 nampaklah tiga pria yang masih sibuk sendiri tanpa menghiraukan aktivitas teman-teman mereka yang lainnya.

"Eh bro," suara alien mulai memecah gendang telinga Piter.

"Bro, gue manggil Lo tau." Imbuh orang itu untuk kedua kalinya karena merasa ujarannya tadi tidak direspon.

Piter masih fokus pada buku-bukunya, maklumlah anak ini adalah calon akademi kemiliteran yang harus pintar, kuat, cakap, cerdik dan gesik.

"Sumpah Lo budek banget,"

Piter terkejut dengan kehadiran dua alien yang sudah didepan mejanya.

"Ada apa?" Tanya Piter ber-irama ketus.

Mars dan Jupiter mulai tersenyum se-kongsi dua, alis kedua orang itu dinaik dan diturunkan secara serempak.

"Malak lagi yuk!" Ajak Jupiter antusias yang dipandang Piter dengan reaski datar.

"Nggak mau," tolak Piter mentah-mentah.

Mars menepuk pundak Piter. "Ayolah sebentar aja, sepulang sekolah." Rayu Mars mencoba meracuni jalan pemikiran Piter yang sudah bijak dan benar.

"Katanya mau tobat, masa mulai malak lagi sih." Piter mengingatkan kedua orang ini dengan perkataan yang pernah mereka ucapkan dihari lalu, mungkin otak mereka sedikit tak sampai jadi maklumi saja jika janji kedua alien ini lebih banyak terbengkalai.

Mars dan Jupiter saling beradu mata, mungkin dengan sebuah kode keras akan membantu mereka untuk meracuni kembali otak Mr.Jhonson.

"Namanya juga STARLIGHT, geng kita kan identik dengan aksi pemalakan paling menyeramkan. Kalau tidak ada kegiatan malak berarti geng kita sudah mati." Jelas Jupiter mencoba merasuki otak Piter selaku ketua geng, perkataan anak ini memang benar karena geng itu merupakan satu-satunya komplotan preman sekolah yang sering menagih piutang.

Penjelasan itu hanya dicerna Piter sebagai alasan enteng.

"Itu dulu, dan sekarang gue udah gak punya niat lagi buat malak. Lagi pula sebentar lagi kita bakalan jadi murid kelas XII. Sekarang waktunya untuk berhenti bandel dan bersikap patuh terhadap aturan." Sahut Piter.

Sayangnya, jalan kebenaran selalu mendapat perbantahan. Jupiter memukul meja yang menghasilkan bunyi gesekkan sangat keras sehingga membuat semua penghuni ruangan menjadi terkejut.

"Bangsat Lo!" Cerca Jupiter yang dipandang Piter dengan wajah datar sembari masih tetap duduk di kursi peraduannya.

"Anjing!"

"Omongan itu pengen Lo tujukan buat siapa?" Piter masih menatap santai sambil membaca buku-bukunya.

"Kita membangun geng ini dari kecil, dan sekarang Lo pengen kita untuk berhenti memalak? Otak Lo dimana? Aksi STARLIGHT tidak boleh berakhir sampai disini." Suara Jupiter cukup keras untuk mengambil sorotan mata seluruh penghuni kelas, semua pelajar disana merasa sangat heran dan hanya memfokuskan satu titik yaitu ke arah tiga pria ini.

"Bakal ada masalah baru nih," simpul salah satu siswa.

"Kayaknya mau perang dunia kesebelas. Harus nonton pokoknya!"

"Serem deh gue liatnya, biasanya juga mereka gak pernah berantem."

"Diam aja daripada dapat masalah sama STARLIGHT."

"Pura-pura gak liat aja, daripada digebukkin sama mereka."

"Lari! Lari!"

"Eh jangan, konflik drama ini lagi memuncak banget. Mampu membuat semua penonton mendapatkan feel yang ngena bingitzzz."

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang