#Jujur, menatap mata mu lekat adalah hal yang sering membuat jantungku berdegup kencang. Sedangkan, mendengar lantunan suaramu adalah sajak bahagia yang menaungi. Aku lebih nyaman dengan caramu memperlakukan ku, berbeda dengan pribadi sebelumnya!
####
"Gue udah mulai......"
"Udah mulai apa, Piter? Ngomong nya yang jelas, jangan kayak kaset rusak dong!" geram Ira dengan sendirinya, masih menunggu jawaban dari pria itu.
"GUE UDAH MULAI NGERASA NYAMAN KALAU LAGI DIDEKAT LO!"
Ira tersentak bingung, ia mendengar pidato singkat pria ini. Mulut nya membungkam sejenak, ia tidak mengerti ingin mengeluarkan respon yang entah bagaimana.
"Piter tidak benci kah sama Ira?" tanya nya sedikit bingung.
"Enggak,"
"Bukannya Piter selalu menganggap Ira sebagai virus yang harus dijauhi?" Ira sedikit linglung dengan perubahan Piter secara revolusi.
Tak lama setelah mendengar pertanyaan itu, Piter mencoba untuk terlihat datar. Perasaan suka nya belum ingin ia tunjukkan. Ia masih ingin menunggu waktu yang pas pada porsinya. Piter mencoba menjawab nya lagi.
"Itu dulu, dan sekarang gue ngangep Lo sebagai vitamin C. Selalu menguatkan! Membangun ketegaran! Dan membawa dunia gue pada keceriaan! Lo bukan virus Corona lagi, Ira. Gue enggak akan pernah ngejauhin Lo!" Yakin pria ini dengan senyum andalannya, ia mengelus puncak kepala Ira.
Perasaan Ira campur aduk, ingin menangis namun mulutnya tertawa cengir bahagia. Kata-kata yang sangat mengharukan, ia tidak pernah dilemparkan untaian suara seperti ini. Ira menghapus sedikit air mata haru nya, ia menatap lekat pada sosok Piter.
"Udah jangan nangis lagi! Katanya stronger, Neuson enggak pantas dapetin air mata tulus dari Lo." Saran Piter menerka sembarang, pria ini lebih berpikir bahwa air mata itu hanya ditujukan pada kesedihan untuk Neuson. Padahal air mata juga memiliki bermacam ragam jenis, air mata haru misalnya.
"Ira enggak nangis buat Neuson, Ira cuman terharu dengar kata-kata Piter. Makasih!" Jelas Ira disertai dengan mata berkaca-kaca karena masih terharu. Ia mengucek matanya sedikit.
"Buat?" Alih Piter seraya memasang muka fokusnya.
"Rasa nyaman yang udah Piter biasain ketika lagi bareng Ira." Sahutnya lagi.
"Ehm," Piter meneguk lidah perlahan dengan sedikit suara batuk jaimnya.
===
Katalog itu berjalan dengan alurnya. Dalam situasi apapun, Piter selalu menggenggam tangan Ira. Jalan demi jalan terus mereka telusuri, hingga memaksa Piter untuk menanamkan niat menghentikan mobil nya.
Piter meminta Ira untuk menunggu di taman, dekat peraduan kursi dengan lapisan cat putih total. Ira duduk dengan santai, matanya memandang sekeliling sembari menunggu kedatangan Piter.
"Buat Lo!"
Seorang pria datang dengan membawakan ice cream chocolate it favorite. Ira tersendu bahagia, ia tersenyum lekat penuh antusias.
"Maaf ngerepotin!" ujar Ira.
"Santai aja, gue emang suka direpotin kok," sahut Piter sembari membuka kertas pembungkus ice cream. Mata nya menatap kesulitan Ira dalam membuka kertas instan tersebut. "Sini, gue bukain!" tawar nya langsung merampas ice cream Ira.
"Eh, enggak usah!" Ira hanya menatap pasrah seorang pria yang sudah memperlakukan nya seperti seorang anak kecil, ia melihat sikap tulusnya yang sedang berbaik budi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (Segera Terbit♡)
Teen FictionJangan lupa vote-komen dong! 📝Rank #1 Ocehan [5 September 2020] #3 Syira [5 September 2020] #6 Versus [4 September 2020] #7 Broken Hearted [5 September 2020] #23 Melupakan [19 September 2020] #626 Mimpi [24 Oktober 2020] #27 Sosial [24 Oktober 2020...