43). Sebuah Ungkapan Kejujuran

21 15 4
                                    

"Astaga, tante Nera!"

Neuson masih berdiri mematung ditempatnya, ia tak dapat berkutik atau bahkan lari dari kenyataan.

BUGH,

Mulut Neuson disekap oleh manusia misterius yang membuat Neuson hampir menjerit kaget.

"Diam, ini gue Piter. Tante Nera gak boleh tau soal keberadaan Lo." Ucap Piter sambil memberi kode agar Neuson bisa diam sebentar.

Beberapa saat terasa sunyi. Kemudian, Nera pun sudah enyah dari pandangan Neuson dan Piter karena wanita itu sudah masuk ke kamar Ira. Suasananya aman kembali.

Piter dan Neuson pun beranjak keluar dari rumah sakit lalu berhenti pada sebuah tempat yang jauh dari gangguan Nera.

Mereka pun mulai bercengkrama akrab.

"Jelasin ke gue, kenapa Lo masih peduli sama Ira? Bukannya Lo sendiri yang mutusin dia dan nyuruh Ira untuk tidak pernah mencintai Lo lagi?" Tanya Piter yang masih berdiri dan sekarang sudah menatap Neuson dengan empat mata lekat.

"Gak usah ikut campur," seru Neuson dengan santai sambil tersenyum kecil.

"Gak usah sok banyak menyimpan rahasia deh. Lo itu udah nyakitin Ira dengan cara merebut Aster dari gue. Belum puas Lo jadi penghianat bagi gue sekaligus cowok brengsek dimata Ira?"

"Tutup mulut Lo!" Balas Neuson dengan bentakan tajam, matanya memunculkan kemarahan.

"Tidak akan, sebelum Lo jelasin semua ini ke gue. Neuson, ini bukan pasal Lo yang udah nyakitin semua orang. Tapi ini soal persahabatan kita dan juga sosok Syira yang selalu mencintai Lo. Apa gak pernah terlintas rasa bersalah itu di otak Lo?"

Neuson terdiam tanpa kata, semua perkataan Piter menurutnya adalah benar. Mungkin dengan cara jujur dengan sosok Piter, ia akan sedikit tenang lagipula kontrak perjanjian dengan Aster hanya tinggal beberapa bulan lagi dan setelah itu dirinya tidak akan perlu takut jika diancam atau dipaksa berbuat jahat.

"Ada sesuatu yang Lo sembunyiin dari gue, dan itu jelas tertera dimata Lo, Neuson." Tutur Piter lagi yang ingin merayu Neuson supaya jujur.

Lelaki yang disodorkan pertanyaan tersebut hanya menyodorkan tatapan linglung sembari memainkan jemarinya.

"Berawal dari penyakit Ayah," sahut Neuson.

"Apa? Om Greno sakit lagi? Kenapa Lo gak pernah ngomong sama gue? Bahkan, gue pun baru tau sekarang. Jadi, bagaimana keadaan bokap Lo saat ini?" Piter memunculkan sedikit kegusaran yang sudah bercampur dengan rasa penasaran.

"Ayah baik-baik aja."

"Syukur deh, tapi apa kaitannya kondisi om Greno sama kejadian disaat Lo mutusin Syira?"

Pria bertubuh sedikit pendek itu meneguk ludahnya, saat ini ia sedang berusaha untuk menjelaskan.

"Aster minta gue buat jadi pacar kontraknya dan mutusin Syira karena dia yang udah bayarin semua biaya operasinya Ayah." Jelas Neuson jujur yang direspon tak habis pikir oleh si Piter.

Mr.Jhonson merasa sedikit gusar karena ia tahu bahwa akan ada kemungkinan untuk Ira dan Neuson balikan, sedangkan disisi lain ia pun merasa bersalah karena selama ini telah membenci Neuson. Padahal, sifatnya berubah hanya dikarenakan keterpaksaan.

"Wanita licik. Apa jangan-jangan, alasan Lo keluar dari STARLIGHT juga ada kaitannya sama perempuan itu?" Tanya Piter semakin ingin memastikan.

"Semua yang terjadi akhir-akhir ini, itu semua murni karena Aster." Pungkas Neuson.

"Jadi itu masalahnya,"

"Piter," desis Neuson.

"Harusnya Lo gak perlu sungkan untuk ngomong ke gue. Lagian kenapa Lo harus minta bantuan sama Aster? Lo punya gue Neuson, apapun yang Lo butuhin gue pasti akan bantu. Sekarang, Lo harus jujur sama Ira supaya dia gak benci sama Lo."

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang