Kukuruyukkk!!
Mentari telah terbit dengan besitnya memancarkan sinar kilau rona yang paling cerah. Suara kokokkan ayam menyadarkan Ira dan Piter untuk membuka kedua belah kelopak matanya.
"A......... Ngapain Lo meluk gue?"
Jerit suara itu cukup keras, dua remaja ini berpekik serempak membuat Nera datang untuk mengingatkan.
"Bukannya hari ini kalian ada kegiatan olimpiade," singkap Nera yang sedang bersiap-siap rapi, sebenarnya ia dan Narisma sudah berjanji untuk menonton acara di Sinota.
"Ya ampun, gue hampir lupa." Ira memukul peningnya sedikit sambil menilik jam dinding di rumahnya. "Astaga, gue bisa telat." Kemudian dia pun berlari kencang ke arah kamar lalu bergegas cepat ingin mandi dan berangkat sekolah.
Piter juga ikut serta pulang ke rumah, tak lupa juga ia berpamitan.
"Mih, Piter pulang dulu ya," pamit Piter seraya mencium telapak tangan Nera dengan sopan. Wanita separuh baya itu hanya menatap tulang punggung Piter yang semakin menghilang.
***
Piter telah sampai lagi di rumah Ira untuk menjemput gadis ini. Pergerakan keduanya sangat tergesa-gesa, saat ini Ira sudah panik tak beraturan. Ira masuk ke dalam mobil Piter dengan terburu-buru, begitupun juga dengan Piter yang langsung mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
"Cepetan Piter, jangan sampai kita telat," Tangan nya memukul kursi mobil akibat replax akan situasi. Tampaknya wajah Ira sudah diliputi oleh kepanikan, membuatnya harus berteriak menjerit memaksa Piter. "Iya, ini lagi gue usahain." Lanjut Piter menenangkan.
Waktu semakin berjalan, beruntunglah kedua teman ini karena mereka datang tepat waktu. Ira langsung berlari ke arah aula yang kedengarannya olimpiade Ekonomi telah di mulai.
"Kita hitung mundur dari sepuluh. Jika Ira belum datang juga, maka terpaksa dia harus dikualifikasikan!"
Ira semakin berlari sekencang mungkin.
"Sepuluh, Sembilan, Delapan, Tujuh, Enam...."
"Lima, Empat, Tiga, Dua, Sa...."
"Tunggu," Teriak Ira yang darimana dan sejak kapan ia sudah mulai datang ke sana. Syukurlah ternyata Ira masih memiliki waktu.
Bu Alice selaku pembawa acara dan panitia yang akan membacakan soal langsung mempersilahkan Ira untuk bergabung ke kursi peserta.
"Baiklah, semua peserta sudah lengkap."
Alice masih memegangi mikrofon sambil masih ingin melantunkan beberapa sambutan.
"Yth, Kepala SMA.N Sinota beserta hadirin sekarang yang berbahagia. Dalam rangka kegiatan OSN tingkat Nasional yang akan diikuti oleh seluruh siswa-siswi yang kita banggakan, maka hari ini dengan bangga kita akan menyaksikan kepintaran anak-anak Sinota. Langsung saja, Seleksi Olimpiade Ekonomi dimulai."
Teng Teng Teng
Pak satpam di Sinota pun langsung memukul gong, tanda dimulainya Olimpiade Ekonomi.
Olimpiade tersebut memang di padati oleh aneka ragam pelajaran yang diselenggarakan secara berbeda-beda, namun dalam waktu yang sama guna mempersingkat waktu. Dan aula Sinota adalah salah satu tempat yang dikhususkan untuk seleksi Olimpiade Ekonomi, sedangkan gedung besar lainnya digunakan untuk Olimpiade mata pelajaran lainnya.
Piter sudah mulai duduk di kursi penonton, tapi ia berada di peraduan yang tidak dekat dengan Nera dan Narisma. Maklum, dia tak ingin terlihat sebagai anak manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (Segera Terbit♡)
Teen FictionJangan lupa vote-komen dong! 📝Rank #1 Ocehan [5 September 2020] #3 Syira [5 September 2020] #6 Versus [4 September 2020] #7 Broken Hearted [5 September 2020] #23 Melupakan [19 September 2020] #626 Mimpi [24 Oktober 2020] #27 Sosial [24 Oktober 2020...