50). Semua Ini Salah 'SYIRA'

20 12 6
                                    

"Piter Jhonson Lane!"

Satu bulan menanggung kesialan karena terus didiamkan oleh kedua alien dan di pagi buta hari minggu ini nampaklah sosok wanita lancang yang langsung meneriakkan Piter ketika sedang tidur.

"Kebakaran!"

Jeritan itu sukses membuat Piter terpelonjat kaget sembari mengambang setengah sadar setengah tak sadar.

"Apa? Lebanon sedang terbakar, mari kita siram dengan mobil pemadam kebakaran." Antusiasme Piter ingin menyelamatkan sambil berdiri dengan tangan kemerdekaan diatas kasur berwarna putih miliknya.

Melihat pertontonan dihari minggu membuat Ira terasa ngakak.

"Tenang aja, Lebanon masih aman kok disana." Jelas Ira masih tersenyum sambil menilik lelucon dengan mata Piter yang sudah membuka, menandakan jika Piter sudah sadar dari mimpinya.

Piter mengeluarkan tubuhnya dari selimut.

"A..... Dasar Piter mesum!" Jerit Ira menutup matanya dengan kedua tangan karena pemandangan yang tidak sedap untuk dipandang.

"Apa yang salah dari gue?" Lucunya pria itu bertanya karena belum sadar dengan pakaiannya yang hanya menggunakan baju mini set dan pencampuran celana pendek.

Karena geram dengan Ira yang tak kunjung melepas tangannya dari mata, Piter pun menilik ke arah cermin.

"Astagaa! Gue kok bisa begini." Sadarnya.

"Cepetan ganti baju sana!" Perintah Ira yang sudah tak tahan menyumbat matanya. "Iya bawel, Lo keluar gih. Awas kalau ngintip!" Balas Piter menggidik dengan dua bola mata.

Dengan tangan yang menutupi mata, Ira berhasil keluar dari dunia bejat itu. Ia kembali menyenderkan tubuh ke arah pintu kamar Piter. Hari ini Ira memang leluasa untuk datang ke rumah Piter karena om direktur sedang melakukan tugas ke luar kota.

Piter menggantikan pakaiannya menjadi lebih sopan lalu keluar menemui Ira.

"Udah ganti pakaiannya?"

"Lo liat sendiri gue nya gimana?"

Ira membalas dengan tersenyum.

Langkah demi langkah menghentikan kedua kaki remaja ini di ruangan tv.

"Jadi ini kak Syira. Widih cantik banget, kok mau sih sama kak Piter yang jelek?" Goda Kity membuat Piter merasa jengah berdiri disamping Ira.

"Setidaknya gue lebih ganteng dari Lo adek kecil." Sahut Piter tak mau kalah. "Kak Piter kan cowok mangkanya lebih ganteng dari Kity. Kalau Kity dibilang ganteng kan gak lucu." Balas Kity membuat Piter tertohok dan tak mampu bergerutu.

"Sama anak kecil aja kalah. Dasar kasar tapi halus!" Cerca Ira yang sulit dimengerti oleh Piter. Keduanya saling beradu pandang dengan tatapan nyaman serasa sudah manjadi sepasang kekasih.

"Cieee, tatapannya dalam banget. Kak Piter udah bisa move on tuh ma. Tapi kalau di pikir-pikir, seandainya Kity adalah kak Syira. Kity tidak akan mau menjadi pacarnya kak Piter karena dia itu orangnya galak, kasar, jahat, mirip preman dan wajahnya pasaran sekali." Kity melanjutkan candaannya yang semakin membuat Piter terpojok ke dalam tatapan malu-malu kucing.

"Kity, jangan gitu ah. Biarkan mereka pergi dan kamu tidak boleh menggangu orang yang sedang pacaran." Cegah Nera menghentikan kelakuan resek anak sulungnya.

"Rasakan itu bocah!" Teriak Piter menyorakkan adiknya.

"Piterrrrrrr!" Sinis Narisma.

Aksi itu dipandang konyol oleh sosok Syira. Sebuah momen langka ketika mampu melihat pipi tembem Piter yang mengeluarkan kilau warna kemerah-merahan.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang