45). Perawat Tampan

19 13 3
                                    

Cuaca yang cerah dihari ini, namun serasa sangat panas. Kini, Nera sudah membereskan barang-barang Ira dan siap untuk membawa anaknya pulang ke rumah.

Nera sudah keluar dari rumah sakit dengan mendorong kursi roda yang sedang Ira duduki. Dari kejauhan, Piter sudah siap dengan mobilnya untuk menghantarkan kepulangan mereka.

"Gimana keadaan Lo udah baikan?" Sapa Piter dengan sebuah pertanyaan.

"Udah mendingan dari yang kemarin," jawab Ira.

Piter pun langsung mengendong tubuh Ira ke dalam mobil.

"Ira, nak Piter baik banget ya." Puji Nera mencoba membuat hati Ira untuk terbuka dengan kehadiran sosok Piter.

"Iya mih," Ira tersenyum bahagia yang dapat dilihat Piter dari kaca spion mobilnya. Piter juga ikut tersenyum, ia melihat betapa cantiknya wajah Syira meskipun tanpa polesan make up.

Akhirnya, Piter pun menghidupkan mesin mobilnya dan beranjak pergi dari rumah sakit.

......

      ......

Sesampainya di rumah.

Segala hal yang ada di rumah masih sama dan tak ada perubahan sedikit pun. Piter menurunkan tubuh Ira dan mendorong kursi roda.

Ketika membuka pintu, mereka dikagetkan dengan sebuah kejutan.

"Suprise,"

Di dalam rumah Ira sudah muncul sosok Bulan, Bella, Asep, Tornado dan tak lupa juga dua alien setia yaitu Mars dan Jupiter.

Ira tersenyum bahagia melihat kepedulian sahabat-sahabatnya.

"Welcome to house, Syira!" Ujar Piter.

Mereka pun masuk ke rumah.

"Ra, maaf ya gue gak bisa jemput Lo di rumah sakit. Gue juga jenguk Lo kok, tapi pas Lo lagi koma. Maaf yah, jangan berpikir kalau gue ini BSP." Serah Bulan dengan nada loyonya yang sedikit menyesal.

"Bulan, gue tau kok kalau Lo itu sahabat yang paling setia. Lagian gue cuman luka kecil aja kok. Dan gue udah makasih banget karena Lo masih tetap peduli sama gue." Jelas Ira menenangkan kerisauan Bulan.

Tiba-tiba datanglah sepasang manusia dari arah dapur, mereka adalah mbok Asih dan pak Tono.

"Mbok seneng liat non Syira sudah sehat kembali," Mbok Asih ikut-ikutan menyambut kedatangan Syira dengan senyuman lebarnya yang kemudian memancing pak Tono untuk menyambung pembicaraan. "Bapak juga seneng liat non sudah sehat lagi, jadi besok-besok pak Tono masih bisa ngantarin non Syira ke sekolah. Soalnya, akhir-akhir ini pak Tono sedikit risau karena sudah jarang menjadi sopir pribadinya non Syira." Singkap pak Tono.

Ira membalas dengan senyuman haru yang terpancar di pipi tembemnya.

"Gue beruntung banget karena dikelilingi oleh orang-orang seperti kalian." Syukurnya beribu-beribu bahagia.

"Ra, selamat ya atas kemenangan Lo di seleksi olimpiade Eknonomi. Sorry, gue baru sempet ngucapin." Ujar Jupiter yang secara kebetulan hari ini tidak berkelakuan resek. Anak ini entah telah disodorkan oleh vitamin apa sehingga dirinya benar-benar penurut seperti anak domba dan tenang bagaikan lantunan aliran air.

Ira membalasnya dengan senyuman dibalik peraduan kursi roda.

"Nggak masalah kok. Makasih," jawab Ira dengan helaan nafas legah diikuti dengan kebahagiaan yang telah disempurnakan.

Mereka semua pun mengantarkan Ira memasuki ruangan rumah setelah beberapa hari terakhir ini gadis itu telah berada di rumah sakit.

Keanehan beserta kejanggalan masih terus mengikuti kehidupan Ira. Dari jarak yang lumayan jauh, lagi-lagi Piter tak sengaja melihat penampakan pria ber-hoddie hitam.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang