Ira kembali ke rumah dengan tubuh lunglai, muka nya sangat pucat dan tubuh nya sedingin es batu. Ia mengetok pintu dan tak banyak bicara.
"Neuson, putusin Ira!" ujar nya merangkak ke dalam rumah. Nera begitu panik melihat anak nya sudah pingsan, tak sadarkan diri! Inilah akibat dari percikan air hujan.
*****
Semalaman gadis itu mengigau akan nama Neuson. Bahkan di pagi hari secerah ini, ia pun tak mampu menggerakkan otot-otot tubuh nya. Badan nya lunglai, tidak memiliki energi sedikit pun.
"Nak, sudah pagi. Ayo bangun! Kamu kan harus berangkat ke sekolah!" ujar Nera sembari membuka white gorden in room. Nera pun bergegas membuka selimut anak nya. "Ira, ayo bangun. Jangan males ah!" Ibu kebingungan dengan sikap Ira yang tak kunjung berbicara. Ia langsung mengukur suhu tubuh Ira. "Ya ampun Ira. Demam mu tinggi sekali!"
Kepanikan itu membuat Nera berlarian dan menghubungi Dokter William. Sang ibu begitu khawatir, ia sempat menenang setelah Ira diperiksa oleh dokter.
"Bagaimana keadaan Ira, dokter?" tanya Nera dengan napas ngos-ngosan. Sebelum anak nya sadar, ia begitu sulit menghela nafas legah.
"Seperti biasanya, jangan sampai Ira terkena air hujan lagi. Dari kecil, ia memang alergi pada perubahan cuaca. Termasuk, tubuh nya begitu anti pada hujan. Jika anda bisa menjaga nya dari air hujan, maka tubuh nya akan baik-baik saja"
"Baik dokter!"
Ira masih tak sadarkan diri. Setelah mengantar dokter William keluar, Nera langsung mengompres kening anak nya.
Tanpa dijelaskan lagi, Nera sudah mengetahui alasan anak nya basah kuyup semalam. Semuanya dikarenakan oleh Neuson si laki-laki bajingan itu. Nera mulai membenci pria bernamakan Neuson, pria yang sudah menghancurkan perasaan anak nya secara sengaja.
#Hujan tidak akan membuat tubuhku mati, tapi jika kehilangan dirimu, mungkin setengah raga ku akan kehilangan sebagian tabung oksigen.
###
Suasana SMA Sinota masih terlihat sama, dengan adanya Ira atau tidak. Kehebohan yang diciptakan oleh geng STARLIGHT masih terus menjadi-jadi. Di peraduan kelas IPS 3, terlihatlah mereka sedang bersenda ria. Piter melihat kedatangan Neuson dengan raut wajah tak bergairah.
"Ira kemarin nyariin Lo, sampai harus ke kelas ini" pemberitahuan Piter mengenai soal kemarin, ia ingin agar Neuson mengajari pacar nya mengenai soal etika memasuki pintu rumah orang.
"Gue gak peduli!" sahut Neuson singkat.
"Tumben Lo kayak gitu. Biasanya kalau dengar pasal Ira, pasti langsung nge-lunjak bahagia. Lagi berantem Lo?" Jupiter mulai meledek Neuson, ia sedikit penasaran.
"Dia bukan urusan gue lagi!"
Ketiga pria itu masih duduk di atas meja sembari mengintrogasi sahabat mungil nya dengan berbagai macam pertanyaan.
"Kesambet apa Lo? Lain kali, ajarin tuh perempuan biar gak nyebelin kek kelakuan nya. Dia cewek Lo atau keturunan emak-emak nyengir sih? Kalau ngomong, mulutnya tuh nyerocos melulu." keluh Mars meminta pertolongan sahabat nya.
"Udah putus!"
"What?" mereka menyodorkan plototan mata bertubi-tubi. Piter, Jupiter dan Mars benar-benar terkejut akan hal mustahil ini.
"Lo seriusan putus sama Ira?" tanya Mars tak mempercayai.
"IYA"
"Infonya, Ira lagi sakit tuh!" ujar Jupiter memberitahu, ia barusan membaca group wa SMA Sinota. Tiap kali mengambil absen, group itu adalah jalan informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (Segera Terbit♡)
Teen FictionJangan lupa vote-komen dong! 📝Rank #1 Ocehan [5 September 2020] #3 Syira [5 September 2020] #6 Versus [4 September 2020] #7 Broken Hearted [5 September 2020] #23 Melupakan [19 September 2020] #626 Mimpi [24 Oktober 2020] #27 Sosial [24 Oktober 2020...