17). Jebakan Mata#

29 17 5
                                    


"Ekonomi itu sulit ketika berhadapan dengan rumus Akuntansi. Gue masih kelas X dalam fase usia sangat belia. Namun, gue tahu pembelajaran itu udah buat gue putus sama Neuson! Pengen bolos!"

Gema suara itu terus menusuk gendang telinga Ira. Sedari pagi, dirinya sudah ngomel-ngomel gak jelas di rumah. Dan sekarang, ia masih saja memikirkan pembelajaran Ekonomi yang akan berlangsung hari ini. Hari sabtu yang membosankan!

"Lo ngapain disitu? Tuh, disuruh Pak Agung turun lapangan?" ujar Bella, siswi kesayangan guru olahraga di SMA Sinota yang sering berlagak fokus akan pelajaran penjaskes. Ia menasehati Ira supaya lebih menyukai pelajaran penjas.

"Cihh..." desis Ira begitu malas beranjak dari peraduan tiang alang-alang di sebelah kelas nya. Padahal tercium aroma toilet lama yang sudah tidak terpakai lagi. Pesing! Gadis ini sama sekali tidak peka akan rangsangan aroma yang menyumpat ke hidung semua orang. Ia terus duduk menaikkan kaki sebelah, serasa lagi di pantai!

"Budek ya? Buruan sana olahraga, biar gak mati struk patah hati!" bentak Bella semakin tak mengerti dengan sikap gadis ini.

"Hidup juga punya gue. Tidak semua orang bisa nyerempet talenta olahraga. Gue gak bisa Volleyball, gak bisa Football, dan gue cuman bisa main basket. Itupun kalau ada ring-nya. Lo kan tau, SMA kita lagi krisis perekonomian gara-gara ring basket selalu ngilang dicuri orang!"

Bella hanya mematung, ia baru sadar jika orang yang sedang patah hati akan mampu mengamuk lebih kejam daripada singa. Ira terus melototkan mata kebosanan nya, ia tetap bersantai dan duduk nongkrong kurang kerjaan. Bella pergi turun ke lapangan, seperti biasanya ia begitu doyan bermain Volleyball.

Sudah dari awal masuk sekolah, setiap kelas selalu diberi kesempatan menerima asupan pembelajaran penjaskes. Dalam sehari pelajaran itu diperuntukkan untuk dua kelas pasangan. Sekedar jaga-jaga ketidakahlian, maka guru memberikan peluang untuk olahraga bersama dengan tingkatan kakak kelas. Kebetulan sekali, hari sabtu ini olahraga itu mempertemukan dua kelas penuh sejarah. Yaitu X.IIS 2 dan XI.IPS 3.

Dua kelas sosial dalam penyebutan nama berbeda, namun memiliki arti sama. IIS hanyalah teruntuk bagi pelajar kategori kurikulum 2013 dan IPS ditujukan bagi pelajar yang sudah terlanjur menyandang kategori KTSP 2006. Tetap sama ya guys! Anak Sosial tetaplah anak sosial. Manusia imajinasi yang tercipta dari logika!!!

"Neuson!" panggil sesosok pria disampingnya. Mars!

"Pacar Lo lagi Gegana! Gih kesana. Cari perhatian siapa tahu bisa balikan!!" goda Mars.

"Lo mau gue tonjok!" omel Neuson sedang tidak ingin diganggu. Ia menatap wajah Mars dengan jengah. Kaki nya segera bergegas ke lapangan utama.

"Kesambet apa tuh anak?" tanya Piter dengan sontak tiba-tiba muncul didepan muka Mars.

"Biasa, deretan makhluk-makhluk terbucin yang lagi galau karena cinta. Mungkin, nantinya dia berniat gantung diri di pohon beringin belakang sekolah. Sama kayak Lo!" kali ini makhluk kecil mulai menggoda Piter. Mars segera berlari ke lapangan, jaga-jaga jika Piter akan membuat mukanya hitam legam! Jangan sampai!

~~~~

Semua murid telah berkumpul di lapangan. Pembelajaran nya tak segera dimulai! Bahkan, pak Agung masih sempat menatap jam tangan nya. Ia tidak melihat gadis cemerlang dengan wajah anak-anak yang begitu polos. Tentu saja, Syira Vanesa Neuri harus ada di lapangan!

"Anak siapa itu yang lagi duduk di atas alun-alun tembok?" tanya Pak Agung.

"Anak monyet kalik, pak. Biasanya orang yang suka manjat, lebih detail sama monyet!" gurau si Asep. Cowok cupu ini memang berhati baik namun bertingkah resek. Sudah beberapa kali, ia menciptakan senda gurau.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang