23). Kita dijodohin!

28 15 11
                                    

"Hubungan kita adalah........"

Piter sedikit menunduk dengan rasa binggung, ia masih meragu untuk berkata jujur. Kata-kata nya mulai gagap tak menentu.

"Hubungan gue sama Ira....."

"Jangan dijawab!" potong Ira sambil memegang tangan Piter yang mulai mengeluarkan keringat dingin.

"Terbukti kan kalau Ira hanyalah gadis genit, centil dan gak tau malu!" umpat nya lagi.

"Hubungan gue sama Ira adalah KITA DIJODOHIN!"

Semua orang tercengang dengan jawaban Piter. Mereka menatap tajam ke arah empat orang yang sedang berselisih paham. Aster merasa sangat terkejut akan hal ini, ia tidak menyangka jika pria yang dulu pernah mencintainya akan sangat mudah menemukan kekasih baru. Aster menggenggam tangan kuat, ia mencoba untuk tetap terlihat elegant.

"Gitu dong! Itu jawaban bagus!" ujar Aster sembari tersenyum.

"Aster, apa Lo gak punya sedikit pun rasa cemburu buat gue?" Piter mulai melemah, lagi-lagi ia masih menaruh ribuan harapan untuk merajut hubungan asmara kembali dengan Aster.

"Sayangnya, respon gue biasa aja. Udah sejak lama, gue move on dan buang kenangan tentang Lo jauh-jauh." Sahut Aster berwajah datar, sama sekali tidak menunjukkan raut cemburu kepada Piter. Gadis ini sangat jeli dalam berpura-pura.

"Oke, Kristal mari kita pergi dari zona kelas X ini. Disini bukan kawasan kita!" Ajak Aster.

Piter menatap sendu, ia tidak ingin melemah di depan umum. Pria itu mencoba tegar!

Pria ini kembali menilik Ira, ia menawarkan beberapa perkataan mujarab nya.

"Ra, yuk gue anterin ke kelas Lo!" Sela Piter mengganti topik, ia sudah kesal berada di tempat tadi.

"IYA"

####

Sesampai nya di kelas Ira, Piter meninggalkan gadis itu sendirian. Ia mencoba menenangkan diri lagi.

"Piter, ini buat Lo!" Ira meyodorkan sebuah sapu tangan kecil bergambar doraemon. Yeah, Ira selalu membawanya kemana-mana karena dirinya memiliki alergi cuaca. Siapa tahu jika hujan melanda, ia akan bersin berkali-kali.

"Untuk apa?" Piter memunculkan mata keheranan.

"Buat mencegah keluarnya air mata kesedihan!" Jelas Ira polos,

Piter menatap gadis polos ini dengan senyuman cengir, ia mulai memahami betapa bodoh nya gadis yang bernama Ira.

"Cowok gak pernah nangis!" Jelas Piter menolak pemberian Ira tak langsung, tapi perkataan itu ada benarnya juga karena disensus secara terinci bahwa pria sangat jarang beraksi cengeng.

"Gitu ya? Tapi, enggak semua cowok itu strong. Dulu, Ira pernah liat papi nangis karena berantem sama mami. Mungkin, Piter juga termasuk kedalam kategori pria macam papi." Simpul Ira dengan alasan klasiknya.

"Gue tegar kok! Jangan khawatirin orang lain, khawatir dulu sama diri Lo sendiri!" Nasehat pria itu membijak laksana motivator. Pria ini memang selalu menyejukkan hati.

"Ira enggak kenapa-napa kok. Kalau Piter bisa tegar, Ira yakin, Ira pasti bisa juga!" Yakinnya antusias.

Tangan Piter mengelus sedikit kelopak bola mata nya, ia mendekat ke arah Ira. Piter memukul lembut kepala Ira.

"Dungu!"

"Ihhh, Piter jahat! Setiap bicara sama Ira, Piter pasti selalu bilang Ira dungu! Emangnya, rangking 10 dari 34 siswa itu jelek banget ya?"

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang