10). Kemah Semalaman

41 26 18
                                    

"PITER, PLEASE JANGAN TINGGALIN IRA SENDIRIAN"

"IRA JANJI AKAN NGE-LAKUIN APAPUN BUAT PITER"

Tak ada yang salah dengan rasa maupun kepedihan. Diantara dinginnya kegelapan malam, pria itu menghentikan langkahnya, ia membuat sebuah lamunan. Si cowok menundukkan kepala, menghela berat dan mencerna teriakan gadis itu. Sebuah ucapan sama yang pernah ia minta kepada seseorang.

"Kata-kata itu persis sama permintaan gue buat Aster" Piter memikirkannya dan mulai meluluhkan hatinya yang membeku.

"Astaga Ira" teriak Piter sembari berbalik badan.

Dia tidak pergi. Tidak melarikan diri. Dia masih disini dan bertahan. Tak pernah tega meninggalkan gadis itu sendirian. Dari peraduan berjarak agak jauh, ia melihat sesosok gadis meringis ketakutan.

"Tuhan, tolongin Ira. Sumpah demi film ber-genre horror terseram. Mau hantunya cantik kek, ganteng kek. Ira tetap gak suka kalau liat penampakan!"

"Semoga Ira gak mati penasaran disini. Pokoknya, Ira gak mau jadi arwah gentayangan. Kagak sudi!"

"Kak Piter becandanya keterlaluan deh. Padahal, Ira cuma pengen nge-hibur bukan nge-hina"

"Coba aja ada firefly prince yang bisa nolongin Ira"

"Aishh,laper!" gerutu Ira dengan mulut meringis. Ia merasakan rasa lapar yang begitu hebat,setelah tadi mencerocos protes. Perutnya mulai kesakitan karena penyakit maag akutnya mulai kambuh.

Piter menatap sesal kearah Ira. Ia tidak tahu jika memberi pelajaran kepada gadis kepala turun itu akan berdampak seperti ini. Ia masih menyimpan beberapa makanan ringan dari Ira, ia berniat mengembalikannya secara diam-diam.

"Ya udah, gue tidur aja, siapa tau perut gue bisa kenyang setelah di pompa dengan menggunakan energi tidur? Coba aja dulu dan tetap berusaha untuk bernafas sampai besok," kelakarnya dengan otak tak logis. Mana mungkin dengan tidur, ia mampu mengenyangkan perut. Ada-ada saja Mrs.Syira.

Matanya menutup dengan dua tangan yang menahan perut keroncongnya. Ia benar-benar kelaparan. Dengan langkah pasti, Piter berjalan kearah Ira dan duduk didekatnya. Pria ini meletakkan beberapa makanan dan ia hendak meninggalkan gadis itu seorang diri lagi. Namun dia berhenti dan berbalik!

"Maafin gue gadis aneh! Gue gak bermaksud" ujar Piter kepada Ira. Ia duduk disampingnya dan menatap wajah Ira yang sedang tertidur lelap.

#Meminta maaf bukan karena ia menganggap diri yang paling benar, melainkan karena hatimu mampu mengalahkan rasa egomu.

******

Suasana semakin mendingin dan menyeramkan. SMA Sinota masih terlihat berukuran sama dengan kilau rona yang berbeda. Waktu sempat terhenti melihat Ira dan Piter yang sedang duduk berdua. Piter melihat tubuh Ira gemetaran kedinginan. Gadis itu tidak terasa baik dalam melelapkan mata, ia hanya mencoba memaksa diri untuk bisa tertidur.

Pria ini memberikan switter berwarna merah. Ia mengatupi tubuh kedinginan Ira dengan kain yang berasal dari switter-nya. Piter terlihat sangat memperdulikan kesehatan Ira.

"Tubuh Lo bakalan tetap hangat. Gue gak bakalan nge-biarin Lo mati kedinginan"

Gadis itu masih terlelap tidur sambil mengerakkan bibirnya sedikit. Setelah berbicara seperti itu, Piter pun hendak beranjak pergi. Ia mulai menggerakkan beberapa organ tubuh, namun tiba-tiba saja tubuhnya membeku dan tak mampu pergi. Mendapati sesuatu yang menahannya begitu saja. Tangan Ira menghalau segalanya. Dibawah alam sadar, gadis ini mencengkram erat lengan Piter.

"Jangan pergi!" pinta Ira yang masih terlelap tidur, tak sadar. Ia menghembuskan nafasnya sembari mengigau.

Satu tangan Ira telah terulur mengambil lengan Piter. Pria itu hanya mampu menaikkan tatapannya ketika mendengar suara memelas yang begitu menahannya. Dia ketakutan jika ketahuan. Akhirnya, ia berusaha keras melepaskan tangan dan memilih berkemah diruangan kelas untuk menjaga kondisi Ira dari kejauhan. Ia ingin menatapnya tanpa harus diketahui oleh gadis ini. Tak ada yang istimewa, hanya saja ia tidak ingin dipersalahkan atas kekacauan dari sikapnya hari ini.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang