29). Satu Permintaan!

26 15 9
                                    

Sttttttttt....

Suasana nya masih terdengar sunyi, Piter terus menatap pasrah ingin mendengar pernyataan Ira.

"Bilang aja, Ra. Hina gue kayak Aster ngerendahin gue!"

"Katakan kalau gue adalah pria terjahat sejagat raya!"

"Marahin gue sepuas hati Lo!"

"Caci maki gue sebagai pembohong!"

"Atau bahkan Lo juga boleh pukul gue, supaya amarah Lo bisa ngilang gitu aja!"

"Pukul gue, Ra! Lampiasin amarah Lo ke gue!"

"Itu hak Lo dan gue pantas mendapatkan ganjaran nya!"

"Lakukan itu! Asalkan, beban dihati Lo bisa mereda!"

Gadis ini menatap serius, mata nya membelalak aneh. Tubuh nya sedikit berkeringat dingin, ia mulai mengatur pernapasannya. Ira mendekat, dan mencoba memasangkan mata kemarahan kepada Piter.

"Pukul gue, Ira!" paksa Piter sembari menghembuskan nafas tak beraturan nya, ia memejamkan mata nya sedikit takut menatap muka gadis di depan nya.

"IRA GAK NYANGKA KALAU PITER TERNYATA ORANG YANG BAIK!"

Mendengar kata-kata itu, mata Piter membuka sempurna, ia menatap kembali wajah Ira dengan senyuman merona.

"Lo gak marah sama gue?" tanya Piter masih belum lega dengan perkataan Ira.

"Ngapain juga gue marah. Piter melakukan itu supaya bisa bikin Ira tersenyum. Dan sekarang, Ira akan terus tersenyum. Jadi untuk kedepannya, tolong jangan bohong lagi!" sahut Ira dengan muka tersenyum. Ia berhasil menciptakan ketakutan di wajah Piter. Ternyata, pria itu terlihat lucu jika sedang takut.

"Jantung gue mau copot tahu! Habisnya, Lo ngomong lama banget!"

"Biarin! Sekali-kali ngerjain Piter!"

"Yaudah, masuk ke kelas sana!"

"Iya. Bdw, makasih Piter!"

"Buat?"

"Setiap kebaikan yang selalu Piter lakuin ke Ira. Semua hal itu, tidak akan pernah bisa Ira bayarin ke Piter."

"Siapa bilang enggak bisa? Lo bisa kok bayarnya ke gue!"

"Gimana caranya?"

"Tetap bahagia! Terus tersenyum! Dan lupain semua kesedihan Lo saat ini! Lo bisa kan lakuin itu untuk gue?"

Dia menatap sunyi sedikit, mencoba memberikan persetujuan.

"Bisa!"

Lebih mudah mengatur kecerdasan intelektual ketimbang emosi, saat ini Ira mencoba untuk mendengarkan perkataan Piter. Cobalah untuk bahagia!!!

#Ungkapan mu jelas sederhana. Namun, aku hanya ingin berbahagia dengan kesempurnaan yang lebih sederhana lagi. Saat bersamamu, aku tahu bahwa tidak ada rasa yang sempurna tanpa perjuangan.

*****

Setelah berbela rasa bahagia, Piter terus cengar-cengir sendiri di ruangan kelas nya. Mars dan jupiter mencelanya sebagai orang gila! Di siang bolong begini, pria itu sibuk tersenyum aneh.

"Udah gila Lo?" sergah Mars dan Jupiter semakin serempak saja. Mereka mendekatkan wajah ke arah Piter. Pria itu sangat terkejut dengan kemunculan muka dua alien!

"Ahhh, si alien!" kaget Piter.

"Kayaknya Lo perlu gue panggilan dokter psikologis. Siapa tahu otak Lo udah geser sedikit?" ujar Mars sambil merunjuk kepala Piter.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang