Kringgg...
"Hallo mi,"
Ira mengenggam ponselnya sembari masih duduk santai di sofa keluarga.
"Sayang, jemput mami di halte sekarang juga!"
"Baik mi, Ira berangkat sekarang."
Ira segera bergegas mengambil it switter white color lalu mengambil kunci mobil yang terletak di meja kamarnya.
Tanpa ia sadari akan ada sesuatu yang membuat kepergiannya menjadi ganjal, dan terdapat beberapa kejadian yang masih dirahasiakan dari pengetahuan.
Dibalik kejauhan, Aster Cs sedang berniat menyusun rencana jahat guna memberi Ira pelajaran sekaligus kejutan yang tidak akan dapat gadis polos itu terka.
"Cepat lakukan tugas!" Picik Aster memerintah sahabat-sahabatnya.
Kini, siswi-siswi dari kelas XII. IPA 1 sedang menggencarkan rencananya.
Sebelum membuka pintu, Ira dikagetkan dengan ponselnya yang kembali berdering lagi.
Kringgg...
Ira curiga ketika menatap nomor ponsel asing yang sedang menghubunginya saat ini.
"Nomor siapa nih? Perasaan gue gak pernah ngasih nomor sama sembarang orang. Kenapa juga akhir-akhir ini selalu banyak panggilan asing?" Heran Ira yang masih menatap lekat ponselnya, kemudian ia pun menjawab panggilan tersebut.
"Syira!"
Suara itu sedikit familiar tapi juga sedikit asing ketika menggema digendang telinga Ira.
"Siapa?" Tanya Ira karena tidak tahu, ia menggaruk sedikit batang lehernya yang tak gatal.
"Ini gue, Aster. Gimana kabar Lo?" Tipu gadis ini dengan mulut manisnya yang bisa kapan saja berubah ketika ia menginginkannya. Padahal dari seberang sana telah nampak kejahatannya, panggilan itu hanya ia gunakan sebagai agenda mengalihkan pandangan Ira.
Kayla yang sedang bergegas mensabotase rem mobil Ira, kini mulai kembali ke peraduannya sambil memberi kode pada Aster.
"Tumben kak Aster menghubungi Ira, biasanya kalau ketemu pasti bawaannya berantem mulu." Ira mulai curiga dengan sifat baik Aster yang bisa berubah secepat kilat, tapi gadis baik ini tidak ingin se-udzon.
"Ya gue kan pengen minta maaf sama Lo. Gak boleh ya? Yaudah deh yang penting gue udah bilang tentang penyesalan gue yang kemaren. Jangan dimasukin ke hati ya Ra. Telponnya gue tutup ya, see you Syira!"
Aster telah mematikan ponselnya yang disimpulkan Ira dengan pikiran keheranan.
"Aneh banget sih, tumben banget nih anak minta maaf sama gue." Cakap Ira sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Positive thingking aja deh, lagipula dia juga udah minta maaf." Batin Ira sambil geleng-geleng menatap arah depan, ia segera beranjak dari rumahnya menuju ke halte bus, tempat dimana Nera sudah menunggu jemputannya.
° ° ° °
Ketika sudah masuk ke dalam mobil, Ira pun menyalakan mobil dan membawanya dengan kecepatan 100 km/jam. Gadis ini sedikit ngebut mengingat sang ibu yang mendesaknya untuk segera sampai karena terdapat pelbagai kesibukan mengenai bisnisnya.
Udara disekitar sedikit berdeham ramai, Ira sama sekali tidak mempedulikan kecepatannya. Bisa dikatakan jika gadis ini memang sering mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dan tidak pernah terjadi sesuatu yang membahayakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (Segera Terbit♡)
Teen FictionJangan lupa vote-komen dong! 📝Rank #1 Ocehan [5 September 2020] #3 Syira [5 September 2020] #6 Versus [4 September 2020] #7 Broken Hearted [5 September 2020] #23 Melupakan [19 September 2020] #626 Mimpi [24 Oktober 2020] #27 Sosial [24 Oktober 2020...