Hari berganti hari, awan gelap menjadi sang fajar yang siap kapan saja untuk di taburi mentari indah. Kali ini, Piter datang dengan kesempurnaan hidup nya. Pria ini di hadang oleh dua makhluk lucu namun sedikit berjiwa penghasut. Sahabat dari kecil dengan seribu satu alasan untuk bertingkah aneh. Mars dan Jupiter.
"Malak lagi yuk!" ajak si Jupiter mulai menanamkan norma kejahatan kepada teman nya yang hendak berubah.
"Enggak mau, gue pengen tobat!" Piter menolak nya antusias, ia ingin mengabulkan permintaan Ira yang kemarin.
"Pasti karena istri Lo kan? Enggak usah takut, palingan Ira juga belum datang. Kita malaknya bentar doang kok, setelah itu pangeran drama dipersilahkan untuk ber-akting menjadi tokoh protagonis!" rayu Mars menggunakan kata andalannya, pria ini termasuk motivator yang bukannya menginspirasi melainkan sesosok pewarta ajaran sesat.
"Sekali aja, Piter. Mau ya? Setelah itu, kita janji deh bakalan ikut Lo tobat!" rayu Mars melontarkan janji palsu, dua orang ini semakin gentayangan membuat keonaran dalam hidup Piter.
Si tampan Piter mulai berpikir logis, mungkin satu kali lagi untuk memalak bukanlah kesalahan. Lagi pula, jika Mars dan Jupiter benar-benar ingin tobat, pasti hal itu akan membuat Ira semakin terpesona padanya.
Pria itu mulai termakan hasutan dan melupakan janji nya yang kemarin.
"Yaudah, boleh deh!"
Piter menyetujui perkataan sahabat nakal nya, mereka kembali menghadang murid-murid Sinota di peraduan jalan yang menghubungkan arah ke Sinota. Disitu merupakan tempat yang paling ramai diminati, tempat transportasi untuk beranjak sekolah.
Satu per satu murid Sinota mulai berdatangan, dengan gagah Piter maju paling depan. Pria itu menarik kerah baju para pria dengan kasar, mata nya menatap tajam dengan lontaran kata-kata mujarabnya.
"Setoran hari ini!" paksa Piter dengan nada meninggi.
"Gue enggak bawa uang. Maaf, lain kali ya gue kasih setoran!" jawab salah satu siswa bernadakan jujur, ia sedikit gemetaran dengan pria yang kini sudah menarik paksa kerah baju nya.
"Mainkan guys!" titah Piter sembari menyiapkan tangan yang sudah ia kepal kuat-kuat.
PLAAKK.....
Ketiga orang ini memukul pria itu, dan kerumunan manusia Sinota mulai melototkan mata nya. Mereka tidak berani maju karena takut! Saat itu, Pak Herkules Naugana melihat kejadian nya. Ia bersegera mengamankan tiga orang tersangka. Piter, Mars dan Jupiter dibawa ke ruangan bimbingan konseling khusus menangani bocah semprul tak bernorma.
"KALIAN LAGI! KALIAN LAGI!"
"MUKANYA ITU, ITU KE ITU MELULU. BAPAK SAMPAI BOSAN NENGOKNYA!"
"PENGEN MASUK KE DALAM BUKU KASUS?"
"MAU MENYAINGI PETINJU DARI AMERIKA SERIKAT?"
"KALIAN INGIN JADI JAGOAN DISINI?"
"ANAKNYA SIAPA SIH? BRANDALNYA MINTA AMPUN!"
Pak Herkules Naugana terus mengomeli tiga pria itu, tapi nasehatnya hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Pria-pria ini menatap pak Herkules dengan wajah tak berdosa, bibir mereka masih sempat mengeluarkan senyum.
"Siapa yang nyuruh kalian senyum? Saya lagi ngomel bukan melawak!" omel pak Herkules sembari masih berada diperaduannya. Ia terus berjalan mondar-mandir, memegangi kepalanya yang hendak pecah. Pak Herkules benar-benar stres dibuat mereka!
"Habisnya sih, pak Herkules lucu banget kalau lagi stres!" goda Mars tidak tahu takut, mulut nya tertawa ngakak tak menghiraukan keberadaan gurunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (Segera Terbit♡)
Teen FictionJangan lupa vote-komen dong! 📝Rank #1 Ocehan [5 September 2020] #3 Syira [5 September 2020] #6 Versus [4 September 2020] #7 Broken Hearted [5 September 2020] #23 Melupakan [19 September 2020] #626 Mimpi [24 Oktober 2020] #27 Sosial [24 Oktober 2020...