33). Agen Mata-Mata

26 14 2
                                    

Aku berjanji tidak akan mencintai mu lagi, tapi jujur aku tidak sanggup menahannya. Aku sangat membutuhkan mu saat ini. Salah satu cara melupakan mu adalah mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang selalu membuatku terjaga.

~Syira Vanesa Neuri

####

"Lo masih pengen mendapatkan jawaban dari Neuson?"

Ira menghentikan kakinya di depan pintu rumah dengan raut bingung. Sedari tadi gadis itu terus menutup mulutnya, seakan menyimpan beberapa beban berat.

"Duh, gimana ya caranya membuat Neuson untuk ngasih jawaban? Pasti berat banget." gumamnya sendiri. Ia sedang memikirkan cara agar bisa mengetahui alasan mengapa Neuson meminta putus?

Gadis itu kembali di kejutkan oleh kehadiran Piter di depannya. Pria ini sangat misterius dan selalu membuat jantungnya mampu berhenti kapan saja.

"Sesulit itu buat ngelupain Neuson. Yaudah, Lo tunggu di rumah dulu. Sore nanti, gue bakalan jemput dan bantuin Lo untuk mata-matain Neuson." ujaran Piter sedikit menciptakan suasana tenang di hati Ira.

Terjebak dalam suatu kecangungan dan Ira hanya menatap dalam seorang pria yang bergerak pergi sembari melencangkan tangannya ke atas. Seharusnya diam adalah pilihan lurus dengan perkataan Piter yang di penuhi oleh teka-teki.

•••••


Lamunan Ira semakin menyatu dengan semesta, ia menoleh lekat keluar jendela dengan lencang kaki beraturan. Sedari tadi gadis itu memandangi layar ponselnya, ia menciptakan lamunan sunyi pada sebuah foto. Album monokrom antara dirinya dan Neuson di kala masih berpijak bersama di atas gedung tinggi, tempat di mana ukiran pena di tulis.

Flashback On.

"Tulis nama Lo!"

Ira mendekati kicauan kertas kuning itu dan mengukir namanya dengan tinta pena berwarna hitam. Lalu, terbentuklah sebuah tulisan. "Neuson mencintai Syira"

Sebuah kenangan dan kata-kata yang terlampau melewati katupan masa lalu.

"Dua insan yang mengukir nama di sini akan di karunia hubungan dalam jangka waktu yang lama." verity adat usang orang zaman dulu, yang seharusnya menjadi nyata untuk Ira dan Neuson.

"Gue akan mencintai Lo lebih lama lagi!" ujar Neuson sembari melingkarkan jari telunjuknya untuk Ira.

Flashback Off.

Mata Ira membuka sempurna. Dadanya terasa sesak ketika mengingat hal itu. Ia kembali menatap ponselnya dan memeluk erat foto itu. Kakinya di tekukkan dan air matanya menetes perlahan.

"Dimana untaian janji-janji yang pernah Lo ucapkan?"

Satu jam pun berlalu. Masih belum ada perubahan dari Ira. Gadis itu terus mendecak sebal. Beberapa kali memandangi foto, merenungi ingatan masa lalu yang sudah gentar melukai hatinya. Melihatnya sungguh menyakitkan!

****

Tok! Tok! Tok!

"Non Syira, ada den Piter di ruang tamu!" teriak mbok Asih dari lantai bawah. Suara si mbok cukup keras untuk menyadarkan Ira dari lamunannya.

"Bilangin sama Piter, Ira akan turun sebentar lagi!" pekik Ira menjawab teriakan mbok Asih. Ia menghapus tetesan air mata dengan tangan lembutnya. Layar ponsel ia kembalikan pada latar belakang dan gadis ini segera turun sembari ber-akting dalam keadaan baik-baik saja.

Move On (Segera Terbit♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang