Alastha- 11

2.5K 152 1
                                    

Hidupmu adalah urusanmu. Siapa dia berani mengacau duniamu?

~Agatha Suci~

***

Alastha tersenyum puas begitu sampai di kamarnya, ia mengambil sesuatu yang berada disaku jaketnya. Oh tidak! Itu handphone Amata yang hilang tadi, apa maksud Alastha mencuri handphone Amata?

"Entah kenapa semenjak peristiwa ciuman itu, aku menjadi tertarik denganmu Amata. Semoga saja aku bisa menjaga perasaanku untuk tidak jatuh cinta padamu, aku tak ingin jatuh untuk kedua kalinya!"

Alastha melemparkan handphone bewarna merah itu keatas kasurnya, kemudian ia menyambar handuk dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Beberapa jam yang lalu Alastha dan rombongannya baru saja sampai di Negeri Seribu Pagoda, Thailand. Sedari tadi senyuman manis di wajahnya tidak pernah luntur menambah kesan ketampanan seorang Alastha.

Rasanya Alastha sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Kekasihnya yang selama ini menjalin hubungan Long Distance dengannya antara Thailand-Amerika.

"Kau kenapa idiot, dari tadi terus-terusan tersenyum?" tanya Elissa yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku adiknya itu.

"Kamu sehat, Alastha?" tanya Ana.

Alastha mengangguk mantap, jangan ditanyakan ia sakit atau sehat, karena hatinya sekarang sedang berbunga-bunga. Evan yang berada di samping Alastha hanya diam dengan wajah datarnya, ia tahu kenapa Alastha senyum-senyum semenjak rombongan mereka menginjakkan kaki di Tanah Gajah Putih itu.

"Bagaimana kalau kita mengisi perut dahulu?" tanya Elissa pada semua orang.

"Hmm Mom, kalian duluan saja, Alastha dan Evan ingin berkeliling sekitar sini dahulu," ucap Alastha menatap Sang Ibu.

"Tidak! Ada-ada saja kamu, kalau kamu tersesat nanti bagaimana?" tanya Ana.

"Tidak akan Mom, Alastha sudah tahu daerah sini, tadi 'kan sudah diterangkan oleh Kak Eli," balas Alastha.

"Benar tidak apa-apa?" tanya Ana memastikan.

Alastha mengangguk mantap. "Yes Mom."

Akhirnya dengan perasaan cemas Ana mengizinkan anak laki-laki satu-satunya itu untuk berkeliling kota Bangkok yang sangat padat orang ini.

"Kita mau kemana?" tanya Evan yang sedari tadi setia mengikuti Alastha.

"Sudah, kau hanya perlu mengikutiku saja! Aku ingin ke kondominium Grace," ucap Alastha dan setelahnya Evan hanya diam.

Dan di sinilah Alastha dan Evan berada. Di depan sebuah pintu kayu dengan dingin bewarna putih tulang 'khas kondominium pada umumnya,' sekarang Alastha benar-benar tidak sabar untuk bertatap muka secara langsung dengan Grace.

Ketika Alastha ingin membunyikan bel-nya, Evan segera menahan tangan Alastha.

Alastha mengangkat sebelah alisnya menoleh kepada Evan. "Why?"

"Pintunya tidak dikunci," jawab Evan spontan.

Alastha mencoba untuk membuka pintu putih itu. Dan ternyata dugaan Evan benar, pintunya tidak dikunci sama sekali. Wow! Bravo untuk Cold Prince yang satu ini.

"Kita masuk?" tanya Alastha.

"Masuk saja, aku mendengar ada suara aneh di dalam," ucap Evan dan kemudian membuka pelan pintu kayu kecoklatan itu.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang