Alastha- 28

1.9K 126 2
                                    

I don't know how long this taste will continue to grow. All I know is that as long as you don't shake me, my heart will remain for you

★★★

"Kau bodoh! Benar-benar bodoh!" Amata hanya mendengus sembari menelungkupkan kepalanya di atas meja kelas ketika mendengar segala macam ocehan Teresia itu.

"Sudah ku-peringatkan dari dulu, jangan pernah percaya pada Alastha! Sekarang kau tahu 'kan akibatnya?" tanya Teresia.

"Lagipula kenapa Alastha itu sangat bodoh? Dia lebih memilih Grace yang lebih tua dari dia itu dari pada kau?"

"Kakaknya cantik, tapi kenapa adiknya idiot?" oceh Teresia lagi.

"Teresia, please stop! Yang mau kudengar darimu bukan itu, aku hanya ingin kau membantuku. Bertahan apa berakhir," ucap Amata sembari mengangkat kepalanya dari meja.

"Kau masih bertanya padaku Mata? Kalau aku jadi kau, aku akan memilih ber-"

"Bertahan." Amata dan Teresia sontak menoleh ke sumber suara kala suara jenis baritone yang sangat mereka kenal itu memotong ucapan Teresia.

Manik Amata dan Teresia sontak melebar ketika sosok yang berdiri tegap di belakang mereka kini menatap masing-masing perempuan itu dengan tajam.

Alastha.

Alastha segera berhambur memeluk Amata. Meskipun gadis itu tak membalas pelukannya, paling tidak dengan memeluk Amata bebannya sedikit berkurang.

Teresia yang tidak tahu harus melakukan apa malah ditarik oleh Elbarack yang juga sedang mengusir semua penghuni kelas disana. Bukan hanya Elbarack, Evan dan Nazz pun ikut serta menggusur para siswa itu.

"Alastha lepas!" desis Amata pelan.

"Dengarkan penjelasanku dulu," lirih Alastha tanpa berniat melepaskan pelukannya.

"Bukankah semuanya sudah jelas? Apalagi yang perlu dijelaskan?" tanya Amata sembari terkekeh. Tapi kekehan itu malah terkesan menggambarkan kekecewaan Amata, miris memang.

"Kau salah paham! Kau tidak tahu apa-apa masalah kemarin." Alastha semakin mempererat pelukannya.

"Ya, aku memang tidak tahu apa-apa. Bahkan saking bodohnya aku, aku malah memberikan hatiku pada orang yang justru ingin menghancurkan hatiku," ucap Amata.

"Amata, kau benar-benar sudah salah paham!"

"Ya, aku memang salah paham. Aku salah paham menanggapi perlakuan manis-mu itu padaku, kukira perlakuanmu selama ini itu tulus, ternyata hanya ingin membuatku hancur. Aku benci padamu Alastha, aku ben-"

Amata menghentikan ucapannya kala merasakan air di lehernya. Apa ... Alastha menangis? Menangis? Benarkah?

"Please, Mata. Jangan katakan kalau kau membenciku, aku tidak suka! Aku dijebak, ini semua rencana Grace dan Vernand," lirih Alastha.

Manik Amata membola. "Kenapa kau malah menuduh Vernand? Jangan seenaknya kau menuduh orang tanpa bukti Alastha! Aku tahu kau tidak menyukai Vernand, tapi ja-"

"Aku punya buktinya."

"Kau perlu bukti? Aku punya buktinya! Kau perlu penjelasan, aku akan menjelaskan semuanya," lirih Alastha lagi.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang