Alastha- 41

2.5K 124 4
                                    

Take it easy, I will go alone without you asking me to go

★★★


Amata menatap sekelilingnya yang begitu ramai dengan orang yang berlalu lalang sebelum akhirnya matanya berhenti pada satu titik di mana ada hal yang menyesakkan di sana.

Amata terus-menerus menatap tangannya yang berada pada genggaman Alastha. Semakin ia berusaha melepasnya semakin erat Alastha menggenggamnya. Kenapa dengan laki-laki ini? Kalau memang sudah menyerah kenapa harus bersikap manis seperti ini? Apa ia ingin menyiksa Amata lagi?

"Alas, lepas ...." Alastha menoleh ke arah Amata dan mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa?"

Amata menggigit bibirnya dan menatap laki-laki di depannya itu dengan sorot mata yang sangat sulit diartikan. "Aku tidak ingin jatuh kembali."

Alastha mengangkat sebelah alisnya dan mengangguk mengerti. Laki-laki itu langsung saja melepas genggamannya dari tangan Amata.

"Kupikir ini untuk yang terakhir kalinya, jadi ... tidak ada salahnya untuk menghabiskan waktu yang sedikit ini sebelum kau kembali ke Indonesia," ucap Alastha.

Amata tertegun. Huft, kenapa sifat Alastha sedari kemarin berubah menjadi seperti ini? Mana dulu Alastha yang manis padanya? Mana dulu Alastha yang selalu manja kepadanya? Oh Amata, kau melupakan sesuatu! Bukankah kau yang menginginkan semua ini berakhir? Bagaimana, sakit bukan?

Amata menghela napasnya dan menatap sekeliling bandara. Ia akan pulang ke Indonesia sekarang setelah beberapa bulan yang lalu ia kembali lagi ke negara ini karena urusan Vernand tentunya.

Amata menatap Alastha lekat mencari sesuatu dalam matanya, tapi laki-laki itu malah mengalihkan pandangannya.

"Alastha, kau benar-benar ingin mengakhiri semua ini?" lirih Amata.

Alastha menghembuskan napasnya berusaha tidak peduli. Sumpah, ia paling tidak suka mendengar suara lirihan yang berasal dari bibir manis Amata itu.

"Kau sendiri yang menginginkan ini 'kan Mata? Jangan labil! Hati itu bukan mainan!" sarkas Alastha yang membuat Amata langsung bungkam.

Amata mengangguk dan mengambil alih kopernya dari tangan Alastha. "Makasih untuk semuanya, makasih sudah sempatin untuk mengantarku. Sekarang aku bisa sendiri, kau bisa pergi."

Setelah mengungkapkan itu, Amata melangkah menjauhi Alastha. Alastha yang melihat itu hanya bisa menghembuskan napasnya kasar.

"Ah Evan sialan!" umpat Alastha dan berjalan keluar dari area Bandara.

Tanpa Alastha ketahui, Amata berbalik menatap punggung Alastha yang perlahan menjauh. Bibir gadis itu tersenyum getir.

"Sesak ya, melepaskan yang sudah pernah tergenggam itu benar-benar sesak. Alastha ... bahagia ya!"

★★★

Dua orang berlawanan jenis tengah menikmati hari yang panas ini di sebuah pantai. Menikmati anging sepoi-sepoi yang menerpa mereka yang tengah duduk di sebuah pondok kecil yang berada di pantai ini.

"Jadi?"

Sang perempuan menatap ke arah pria yang barusan bersuara. Singkat, tapi ia tahu ke mana arahnya.

"Semuanya berakhir," ucap gadis itu diiringi kekehan miris.

Pria itu mengangguk-anggukan kepalanya, sebenarnya tak tega melihat Sang gadis terlihat bersedih seperti ini, tapi mau bagaimana lagi? Kalau ia membocorkannya sekarang, ia akan habis oleh dua Iblis itu.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang