Alastha- 15

2.6K 154 1
                                    

Walaupun kau tak menganggapnya, aku akan terus berjuang, meskipun itu sendirian.

••vote••

"Morning, my lover!" Amata yang baru saja keluar dari kelasnya langsung saja dikejutkan dengan kemunculan Alastha di samping pintu.

Nampaknya laki-laki ini memang sengaja menunggunya di sini.

"Sedang apa kau disini?" tanya Amata sengit yang membuat senyum Alastha luntur.

"Shhtt!" Alastha menempelkan telunjuknya pada bibir Amata. "Sebagai kekasih yang baik, kau harus bicara sopan kepadaku. Di mana kasih sayangmu kepada kekasihmu?"

"Alastha, ingat ya! Ini bukan pacaran subgguhan! so don't take it seriously!" ucap Amata kesal.

Alastha menyeringai, ah iblis satu ini benar-benar tahu cara membuat jantung Amata berdegup kencang.

"Why? Meskipun ini bukan pacaran subgguhan, tapi sekarang kau tetap milikku, Amata! Aku punya kuasa penuh atas dirimu" ucap Alastha yang berhasil membuat Amata terkekeh sembari menatap Alastha tak percaya.

"No kidding! I am not yours Alastha!" ucap Amata penuh penekanan.

Alastha hanya menghembuskan napasnya seakan tak peduli dengan apa yang diucapkan oleh Sang Kekasih tadi.

"Aku akan menjemputmu pada saat jam istirahat!" Itu bukan ajakan, tapi sebuah peringatan yang tidak bisa terbantahkan.

Alastha mengusap rambut Amata dan segera berlari pergi, ia sangat senang bisa menggoda gadisnya itu di pagi hari.

"Apa itu? Anak itu benar-benar menyebalkan!" kesal Amata dan masuk ke dalam kelasnya.

••vote••

"Geometri dimensi tiga atau geometri ruang membahas mengenai pengukuran-pengukuran yang dilakukan terhadap bangun ruang. Contoh-contoh bangun ruang yang dipelajari, antara lain balok, kubus, prisma, limas, tabung, kerucut, dan–"

"Mrs, sepertinya bel istirahat sudah berbunyi. Sudah masuk jam istirahat," ucap Teresia memotong ucapan guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan kelas.

Guru perempuan itupun melihat ke arah jam tangannya, benar. Sekarang sudah masuk jam istirahat.

"All right everybody, let's move on next week," ucap guru itu dan mulai merapihkan barang-barangnya di atas meja dan segera beranjak dari kelas Amata.

"Amata, kau ingat makan apa sekarang? Kutraktir, selagi uangku masih banyak," ucap Teresia yang membuat mata Amata berbinar. Apa ia salah dengar? Makhluk kikir di sampingnya ini mau mentraktir dirinya?

"Mau ba–"

"Sorry, Teresia, but Amata with me," ucapan seseorang yang tiba-tiba saja muncul di depan dua perempuan itu berhasil membuat jantung Amata dan Teresia terpompa lebih cepat dari biasanya.

Alastha, iblis itu lagi. Nampaknya ia benar-benar serius dengan ucapannya tadi pagi pada Amata.

"Tapi aku ingin bersama Teresia," ucap Amata.

"Tapi 'kan kau ke–" Mulut seksi Alastha itu langsung saja dibekap oleh Amata, sebelum omongannya menjadi-jadi.

"Okay, I'll be with you. Hmm, maaf Tere, tapi lain kali ya traktirannya," ucap Amata dan langsung saja menarik Alastha keluar dari kelasnya.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang