CHRISTMAS DAY
★★★
Hiruk pikuk terdengar di sebuah rumah bercat putih, tepatnya di halaman rumah dan juga di dapur.
Keadaan saat ini benar-benar sangat sibuk. Sangat banyak orang yang berada di sini sekarang. Di dapur sibuk dengan bumbu-bumbu dan masakan yang sedang dimasak di atas kompor dan di luar sangat sibuk mengurus anak-anak yang sedang asik bermain kesana kemari dengan lincahnya.
Orang bilang usia lima tahun adalah masa-masa emas bagi seorang balita untuk tumbuh, masa dimana mereka sedang aktif-aktifnya, bermain, berlari dan melakukan berbagai macam kegiatan yang dilakukan anak seusia mereka pada umumnya.
"Dad, lihat Lele, Berie, Al, sama Ncim menjahili Ibel lagi!" adu seorang gadis kecil pada Sang Ayah yang sedang asik mengobrol bersama dengan ayah-ayah yang lainnya.
"Kenapa sayang?" tanya Steven pada Putri satu-satunya itu.
"Mereka menarik ikat rambut Ibel lalu mereka sembunyikan, marahi mereka Daddy!" rengek Bella pada ayahnya itu.
Alastha yang sedari tadi hanya memperhatikan pun menghela napasnya. Putranya yang satu itu benar-benar sangat nakal, Alastha sangat menyesal karena menjadi berandal pada waktu sekolah dulu, sekarang sifatnya itu menurun pada Axelleon.
"Lele! Kembalikan ikat rambutnya Ibel!" titah Alastha pada anaknya yang sibuk bermain bola.
"Bukan Lele Dad! Ncim yang mengambilnya!" Axelleon kecil menunjuk bocah berambut coklat di sampingnya.
"Bukan Ncim Uncle! Tadi sudah Ncim kasih pada Al," ucap Maxim menunjuk ke arah bocah yang sedang asik menikmati ice creamnya.
"Lho kenapa Ncim menuduh Al? Kan tadi ikat rambutnya jelas-jelas direbut Lele," ucap Alfa dengan gaya sok polosnya.
Axelleon yang mendengar itu sontak berdecak. "Al, kamu kenapa tidak bisa menjaga rahasia?"
Alfa mengangkat bahunya. "Tadi Lele tidak bilang kalau harus dirahasiakan."
"Axelleon! Kamu nakal ya, mau Daddy adukan sama Mommy kamu?" kesal Alastha. Jujur, kalau sudah dihadapkan dengan Amata, Axelleon akan langsung tidak berkutik.
"Maaf Dad," ucap Axelleon menunduk.
Richard yang sedari tadi diam sembari melihat keributan yang sedang terjadi hanya menghela napas beratnya dan berjalan ke arah Bella yang sedang menangis di pangkuan Ayahnya. Harusnya tadi ia tak menuruti kemauan Axelleon kalau tahu akan menjadi seperti ini.
"Ini ikat rambutnya Ibel, maaf dari tadi ikat rambut kamu sama Berie," ucap Richard sembari mengikatkan ikat rambut bewarna merah itu kepada Bella.
Setelah selesai dengan rambut Bella, Richard menoleh ke arah Alastha yang juga tengah menatapnya. Bahkan semua pria dewasa di sana juga tengah melihat tingkah Richard tadi.
"Uncle Alas, jangan memarahi Lele. Richard yang menyembunyikan ikat rambutnya tadi," ucap Richard seraya menundukkan kepalanya.
Evan yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Itu anaknya, anak yang akan melanjutkan kisahnya. Anak yang akan mengabdi kepada keluarga Crawford.
Alastha mengangkat kepala Richard yang setia menunduk. Maniknya bertemu dengan manik tajam Richard, Alastha tahu bahwa anak ini akan menjadi seperti Ayahnya di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTHA
Teen Fiction"Aku sudah kalah, aku ... mulai mencintainya." Karena melupakan seseorang yang hampir tergenggam itu tak semudah membalikkan telapak tangan. -Alastha Crawford- Berawal. Di atas bumi, bersama Tuhan Sang Penentu Takdir. Berakhir. 7 November 2020, di...