And finally, God gives the best for all His people.
★★★
Ruangan Gereja yang tadinya ramai dengan suara-suara orang di dalamnya mendadak sunyi ketika acara utama yang akan dilaksanakan pada pagi hari ini akan segera dimulai.
Semua pasang mata tertuju pada sepasang pengantin yang tampak serasi pada hari bersejarah mereka ini. Sang mempelai pria tampak gagah dengan kemeja putih dan tuxedo hitam yang membalut tubuhnya yang proporsional itu. Begitupun dengan sang pengantin wanita, ia tampak cocok dalam balutan gaun mewah bewarna putih yang sesuai dengan tubuh idealnya.
Oke stop! Sekarang waktunya.
"Alastha Crawford, do you take Amata Taylor as your wife, to have and take care of each other from now to eternity, in times of trouble and pleasure, in times of abundance and lack, in times of health and sickness, to love and appreciate one another, until death do you part?"
Senyuman terukir jelas pada wajah kharismatik Alastha. Tuhan, ini takdir yang paling manis yang diberikan Tuhan pada pria bergelimangan dosa itu.
"Yes, i do."
"Amata Taylor do you take Alastha Crawford as your husband, to have and take care of each other from now to eternity, in times of trouble and pleasure, in times of abundance and lack, in times of health and sickness, to love and appreciate one another, until death do you part?"
Amata tersenyum haru. Ah Tuhan, ini awal dari semuanya. Bayangan kepingan cerita demi cerita yang ia lalui bersama dengan laki-laki yang sekarang tengah berdiri tepat di sampingnya itu melintas di pikirannya.
Dengan senyuman yang tak pernah hilang sedari tadi, Amata menjawab. "Yes i do."
Dengan arahan Pendeta di depan mereka, Alastha berdiri menghadap Sang Istri yang juga dengan berdiri berhadapan dengannya. Alastha tersenyum manis ke arah Amata yang dibalas senyuman tipis oleh perempuan itu.
Dengan perlahan Alastha memasangkan cincin pernikahan bewarna silver nan indah itu pada jari manis gadisnya. Hal serupa juga dilakukan oleh Amata.
"Tuhan punya cerita yang indah untuk kita ke depannya nanti," gumam Alastha dan langsung memeluk tubuh yang lebih pendek darinya itu.
"Thanks," bisik Alastha.
Amata mengangguk. "Thanks for everyone too."
Alastha merenggangkan pelukannya guna menatap wajah perempuan pilihan Tuhan yang akan mengisi hari-harinya setelah ini.
Alastha memegang kedua pipi mulus Sang Istri, perlahan wajahnya mulai mendekat. Mengetahui apa yang akan diperbuat oleh Alastha, Amata-pun memejamkan matanya.
"Thanks for everything, Mrs. Amata Crawford." bisik Alastha sebelum dua benda kenyal itu saling menyatu, saling menyalurkan bahagia yang membuncah dari hati masing-masing.
Dan inilah awal dari kisah AlasMata, awal dari kebahagiaan. Masih banyak rintangan di depan sana yang harus mereka lewati. Masih banyak kerikil dan ombak besar yang harus mereka hadapi.
Selagi ada pondasi yang bernama kepercayaan, percayalah, semua akan baik-baik saja sampai maut memisahkan. Bahkan sampai tujuh kehidupan sekalipun mereka akan tetap bersatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTHA
Teen Fiction"Aku sudah kalah, aku ... mulai mencintainya." Karena melupakan seseorang yang hampir tergenggam itu tak semudah membalikkan telapak tangan. -Alastha Crawford- Berawal. Di atas bumi, bersama Tuhan Sang Penentu Takdir. Berakhir. 7 November 2020, di...