Are you the one who gives a lot of memories or I find it hard to forget?
★★★
Hening. Itulah suasana yang tergambarkan di tempat ini. Hanya ada isakan demi isakan seorang gadis, menangis pilu di pelukan seorang laki-laki yang telah menemaninya sedari kecil itu.Tidak bisa dipungkiri. Siapapun orangnya, pasti akan sakit jika diperlakukan seperti itu oleh orang yang sangat kita cintai. Orang yang sangat-sangat kita cintai, mengkhianati kita dengan cara yang sangat menyakitkan.
Alastha memang bukan cinta pertamanya, tapi bersama dengan Alastha ia bisa mengerti apa itu cinta. Ya, cinta! Lima huruf dengan berjuta makna.
Amata melepaskan pelukannya dari Angkasa, bagaimanapun ia tidak boleh menyusahkan laki-laki itu. Amata memandang kearah depan dimana sebuah danau terhampar dengan indahnya disana. Angkasa yang membawanya kesini, Amata sama sekali tidak tahu ada tempat seindah ini di kota tempat tinggalnya itu.
"Kalau masih mau nangis lagi gapapa kok." Angkasa mengusap-usap pelan rambut Amata. Kepala gadis itu menunduk sebentar dan kembali menatap ke depan.
"Gue lemah ya Ka?" tanya Amata.
"Kata siapa?"
"Gue nangis cuma gara-gara laki-laki, harusnya gue gak sebodoh ini!" ucap Amata. Meskipun ia berusaha menahan tangisnya, tapi cairan bening itu terus-menerus keluar dari kedua matanya.
Angkasa mengangguk sekilas dan memandang lurus ke depan. "Ya. Lo emang bodoh, gue akuin itu. Bisa-bisanya nangis cuma karena laki-laki kayak dia doang."
Angkasa menghembuskan napasnya sekilas. "Tapi lo gak lemah! Lo kuat! Kuat banget malah. Lo tau gak, seorang perempuan nangis karena laki-laki itu bukan berarti dia lemah, dia kuat! Dia tangguh! Kalau dia bisa perlakuin lo kayak gitu, kenapa lo gak? Balas dong! Laki-laki bule bukan cuma dia doang, laki-laki Jepang juga banyak."
"Atau mungkin lo mau cari yang kayak Power Ranger? Atau yang profesinya Ninja kek Naruto?" tanya Angkasa yang dihadiahi geplakan tak bersahabat di lengannya.
"Jangan ngelucu!" kesal Amata.
Amata menghembuskan napasnya. "Jadi, sekarang gue harus apa? Hati gue udah terlanjur hancur ini, kayaknya gak bisa diperbaiki lagi deh." Amata terkekeh dengan ucapannya.
"Yaudah sini gue lem. Pake lem Korea mau? Atau lem Setan mungkin?" tanya Angkasa sembari terkekeh.
Amata terkekeh. "Miris gak sih hidup gue? Udah dibohongin, disakitin, diselingkuhin, dikhianatin, eh guenya masih sayang sama dia."
"Bego banget!" umpat Angkasa.
Amata tertawa, meskipun tawanya terdengar miris. Lalu kembali memeluk Angkasa, menumpahkan tangisan pilu yang sedari tadi ia tahan.
"Lemah! Dasar lemah!" gumam Amata.
Angkasa hanya menghela napasnya, tangannya beranjak untuk memgelus punggung sahabat yang telah ia anggap sebagai adiknya itu. Jujur, Angkasa juga merasakan sakitnya Amata, andai saja ia mempunyai kuasa sekarang ini, mungkin seseorang yang namanya Alastha hanya akan tinggal nama.
Tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata menatap mereka tajam sedari tadi. Sebelah sudut bibir laki-laki itu terangkat membentuk sebuah seringaian sempurna.
"Angkasa. Ya, Angkasa! Kita lihat takdirmu seperti apa."
★★★
Seorang laki-laki bertubuh kecoklatan memasuki sebuah ruangan yang tampak sepi. Laki-laki itu tanpak mengeluarkan handphonenya dan memanggil seseorang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTHA
Teen Fiction"Aku sudah kalah, aku ... mulai mencintainya." Karena melupakan seseorang yang hampir tergenggam itu tak semudah membalikkan telapak tangan. -Alastha Crawford- Berawal. Di atas bumi, bersama Tuhan Sang Penentu Takdir. Berakhir. 7 November 2020, di...