Alastha- 29

1.9K 129 2
                                    

Letting you go is not the best way. But asking you to come back isn't the right way either. Let God bring us together in a beautiful way

★★★

Seorang pria dengan jaket hitamnya berjalan memasuki sebuah ruangan yang sudah sangat terbengkalai. Di depan sana, dua anak manusia dengan kondisi yang memperihatinkan diikat pada sebuah kursi. Evan, itu ulah Iblis dingin itu.

"Alastha." Alastha menyeringai ketika mendengar suara pria yang terikat itu. Suatu nada yang penuh dengan kesombongan meskipun kondisi pria itu tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

"Vernand, bagaimana? Kau ingin mati di tangan Evan atau mati secara perlahan?" tanya Alastha sembari mengangkat alisnya.

Vernand terkekeh, pria gila itu sama sekali tak takut dengan seorang Iblis yang tengah berdiri di depannya sekarang.

"Aku? Mati? Karena Evan? Mustahil!" ucap Vernand. Mantan Leader WtBlack itu melirik ke samping dimana Grace tengah tak sadarkan diri dengan kondisi yang mengenaskan.

"Oh, atau kau lupa Alastha. Video-mu malam itu masih-ku simpan, dan tidak lama lagi Amata akan tahu semuanya!" kekeh Vernand.

Alastha menyeringai dan menghempaskan bokongnya di sebuah kursi kayu sembari bersedekap dada. "Dasar pria gila!"

"Oh ya, kudengar Amata punya kekasih baru? Siapa namanya? Angkasa?" Mata Alastha membulat sempurna ketika mendengar ucapan Vernand itu. Dari mana laki-laki ini tahu?

"Kau tahu? Dari mana kau bisa tahu?" tanya Alastha.

Vernand tertawa. "Kau kira, setelah WtBlack hancur, aku juga ikut hancur? Jangan terlalu besar kepala!"

"Kenapa aku bisa hancur hanya gara-gara pria yang berlindung di balik temannya sepertimu? Kau selama ini hanya mengandalkan Evan. Kau tidak pantas menjadi seorang pemimpin, Alastha!" tegas Vernand.

Alastha tertawa mendengar ucapan Vernand tersebut. Nampaknya laki-laki ini tidak terlalu mengenal siapa Alastha.

"Kau tahu? Seorang raja tidak akan turun tangan dalam melawan musuh kalau musuh tersebut bisa dikalahkan oleh prajuritnya. Hey! We've known Vernand for a long time, but it turns out you don't know who Alastha is," tegas Alastha.

Vernand terkekeh. "Ya, gue memang belum mengenalmu!"

Alastha menyeringai. "Karena itu kau belum boleh mati. Kau harus mengenal seorang Alastha lebih dalam lagi."

Vernand mengangkat sebelah alisnya. "Kau membebaskanku?"

Alastha terkekeh. "Jangan mimpi!"

Setelah itu Alastha langsung meninggalkan ruangan itu dengan bersiul-siul. Tanpa Leader Allons itu tahu, Vernand menyeringai melihat kepergiannya.

"Youre idiot, Alastha!"

★★★

"Aaaa sumpah! Indah banget disini Mata." Amata tertawa ketika melihat Angkasa berguling-guling di atas rerumputan hijau.

Sekarang Amata dan Angkasa tengah berada di taman yang tak jauh dari rumah Amata. Sebenarnya Amata sangat malas untuk pergi, tapi Angkasa memaksa. Dari pada di rumah aja, bukannya makin cantik lo malah makin butek. Mendingan keluar kan. Itulah ucapan menyebalkan Angkasa yang berhasil membuat Amata keluar dari rumah.

"Lo kenapa sih guling-guling disitu?" tanya Amata menghampiri Angkasa.

Angkasa tersenyum. "Ntar kalo gue udah gak di dunia ini lagi, paling gak gue punya kenangan indah disini sama lo."

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang