Alastha- 37

2.3K 117 2
                                    

I'm just a longing that is not missed

★★★

Alastha menatap suasana di sekelilingnya yang penuh dengan kerlap-kerlip cahaya. Pandangannya beralih ke arah depan, jauh di depan sana terdapat Amata yang sedang bersama seorang laki-laki yang wajahnya sangat familiar bagi Alastha.

Awalnya Alastha sempat terkejut melihat laki-laki itu yang sangat mirip dengan Angkasa, tapi ia sudah menduga kalau itu adalah kembaran dari Angkasa, hanya saja dia lupa namanya.

Alastha kenal laki-laki itu jauh sebelum Amata mengenalnya, karena laki-laki itu adalah salah satu dari lima orang anggota Tosca yang berhasil kabur dari buruan Allons waktu itu. Betapa bodohnya Alastha sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa Angkasa memiliki kemiripan dengan buronannya itu.

Dan ya, sekarang Alastha sedang berada di pasar malam, Leader Allons itu sedari tadi mengikuti kegiatan Amata. Alastha sedikit kesal melihat keakraban Amata dengan kembaran Angkasa itu, sangat jelas dari cara Bumi menatap Amata dia mengagumi bahkan mencintai Amata.

Alastha terus memperhatikan Amata dari kejauhan. Mantan kekasih Amata itu memperhatikan bagaimana Amata merengek pada Bumi minta dibelikan permen kapas, itu saja sudah membuatnya mati-matian menahan amarah yang akan membuncah. Benar, Amata memang telah berubah.

Emosi Alastha menjadi tak terkendali ketika melihat Bumi mengecup pipi Amata, bahkan Amata tak merasa terganggu sama sekali dengan aksi Bumi tersebut. Otak Alastha berpikir keras, apa ... ia sudah terlambat?

Melihat Bumi yang pergi meninggalkan Amata membuat Alastha segera mengambil ancang-ancang untuk mendekati Amata. Tampaknya laki-laki itu izin ke toilet. Sebelum menghampiri Amata, Alastha menyempatkan membeli sebuah permen kapas.

Setelah membayar permen berbentuk seperti awan tersebut, Alastha melangkah ke arah Amata yang sedang betah memainkan handphonenya sembari memakan sedikit-sedikit permen kapas di tangannya yang satunya. Alastha jadi ingat dengan handphone Amata yang ia curi dahulu.

Alastha menghembuskan napasnya ketika ia sudah berada tepat di depan Amata, tapi gadis itu sama sekali tak menyadari keberadaannya.

Alastha menyodorkan permen kapas yang ia bawa pada Amata. "Buat kamu."

Alastha bernapas lega ketika ia mengucapkan kata 'buat kamu' itu dengan lumayan lancar, meskipun kental dengan logat Bulenya.

Sedangkan orang di depan Alastha sekarang sudah mengernyit dengan laki-laki tak dikenal yang menyodorkan permen kapas kepadanya. Ditambah lagi dengan gaya bicaranya yang membuat ingin tertawa rasanya.

Amata hanya mengangkat bahunya acuh tanpa melihat ke arah orang yang memberikannya permen kapas tersebut.

"Mata lo buta atau budek sih? Gak liat gue lagi megang permen kapas?" Alastha tersenyum dengan respon Amata tersebut. Walaupun tidak paham dengan apa yang diucapkan Amata barusan, tapi dari nada bicaranya saja ia sudah tahu artinya.

"Galaknya masih sama," gumam Alastha.

Amata memilih duduk di samping Amata yang masih sibuk memainkan handphone dengan casing gambar kartun robot kucing dari Jepang itu. Gadis ini benar-benar penggila Negeri Sakura itu.

"You people here?" tanya Alastha sembari menatap ke arah depan di mana banyak sekali anak-anak yang bermain di sana.

"Yes." jawab Amata sekenanya. Ya memang dia orang sini kan? Gak liat apa wajahnya Asia banget? Ya ... meskipun masih ada Bulenya dari sang ayah.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang