There are many definitions of happiness, depending on the person who feels it
★★★
"Amata! Amata! Mata tunggu!" Suara teriakan itu berasal dari Alastha yang dari tadi mengejar Sang Kekasih.Entah kenapa sikap Amata sekarang padanya sedikit berbeda, Amata dari tadi mendiamkannya. Bahkan ketika Alastha mengajaknya bicara, gadis keturunan Indonesia itu malah menatapnya dengan tatapan yang tajam.
Sekarang adalah jam istirahat. Bisa dibayangkan bagaimana tidak tenangnya Alastha sedari tadi ketika Amata terus-terusan mendiamkannya. Apalagi ditambah dengan masalah kemarin, ah kenapa usahanya gagal?
Vernand memanglah Iblis yang tidak punya hati. Demi keselamatannya, laki-laki itu sampai-sampai mengorbankan anggota gengnya sendiri.
Dan ya, mengenai WtBlack, geng itu sudah tinggal nama. Ya, benar-benar sudah tinggal nama. Allons dan Texas berhasil membasmi para anggotanya. Apalagi Evan, pria itu benar-benar bahagia karena bisa melumuri tangannya dengan darah kemarin malam. Ya, meskipun bukan darah Vernand.
"Amata tunggu!" Alastha berhasil menangkap tangan Amata dan menyandarkan gadis itu ke dinding. Alastha mengunci Amata di sana. Untung tempat ini tertutup Alastha, laki-laki ini benar-benar tidak tahu tempat!
"Kau kenapa?" Alastha mengangkat dagu Kekasihnya itu.
"Tidak apa-apa," balas Amata singkat.
Alastha menghembuskan napas kesalnya. "Mata, kau kenapa sebenarnya? Kalau seperti ini bagaimana aku bisa tahu apa masalahmu?"
"Ya kalau begitu tidak usah cari tahu masalahku!" ketus Amata.
Alastha memegang pundak Amata, menatap gadisnya itu dalam sembari mencari sebuah masalah dari mata itu. Tapi, ia sama sekali tak tahu dengan tatapan itu, itu tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.
"Kalau ada masalah cerita padaku, jangan mendiamkanku seperti ini, i need you," ucap Alastha.
Amata menghembuskan napasnya dan kemudian gadis itu menghempaskan tangan Alastha yang berada di bahunya. "But I don't need you!"
Amata berjalan cepat ke arah kantin. Sebenarnya ia juga tidak mengerti mengapa ia bisa sekesal ini pada Alastha, padahal itu hanya pemikirannya yang mengatakan Alastha pernah bersama dengan Grace. Atau jangan-jangan ... Amata cemburu? Cemburu?
Sedangkan Alastha, laki-laki itu sekarang tengah berusaha meredam emosinya karena perlakuan Amata tadi. Laki-laki itu tidak suka diperlakukan seperti ini oleh seseorang, apalagi orang yang sangat dicintainya. Tidak butuh Alastha katanya? Sebenarnya apa masalah dari gadis itu.
Alastha berlari mengejar Amata kembali dan membawa gadis itu ke belakang sekolah. Tempat yang sama dengan peristiwa itu, peristiwa di mana Alastha menganggap Amata sebagai permainannya, meskipun pada akhirnya perasaan Alastha yang dimainkan oleh Amata.
Lagi-lagi Alastha menyudutkan Amata ke dinding. Ah Leader Allons ini benar-benar tidak tahu kondisi!
"What's wrong with you, Amata?" tanya Alastha kesal.
"Aku tak apa-apa!" tegas Amata.
"Aku tahu kau berbohong, sebenarnya ada apa? I have something wrong with you?" tanya Alastha sembari menggenggam tangan Amata.
Amata menghela napasnya. "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, tapi kau harus menjawabnya jujur!"
Alastha mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTHA
Teen Fiction"Aku sudah kalah, aku ... mulai mencintainya." Karena melupakan seseorang yang hampir tergenggam itu tak semudah membalikkan telapak tangan. -Alastha Crawford- Berawal. Di atas bumi, bersama Tuhan Sang Penentu Takdir. Berakhir. 7 November 2020, di...