Semakin dekat bukan berarti semakin mengenal.
Kita tetaplah kita! Aku tanpa kamu di dalamnya***
"Kemarin."
Evan menghela napas beratnya. Kali ini beban pikirannya bertambah. Setelah sang kekasih yang masih terbujur tak berdaya di rumah sakit, perhatiannya dalam Allons, membantai penghianat, ia juga harus memperhatikan hubungan Alastha sekarang.
Bukan apa, setelah Vernand mengetahui kabar bahwa Alastha telah berpacaran dengan Amata, Vernand tidak akan tinggal diam, kalau bukan Alastha seorang, target Vernand maka akan tertuju pada Allons.
Evan selalu mewanti-wanti pada Alastha untuk tidak membuat urusan dengan leader WtBlack itu, tapi Alastha tetap Alastha. Devil bersayap malaikat yang keras kepala, hobinya berbuat masalah!
Evan bangkit dari sofa dan menyambar jaket hitam di sampiran sofa. "Kita sudah terlambat, Texas sudah menunggu kita di sana."
Evan berjalan keluar dari basecamp meninggalkan Alastha yang menghela napas gusarnya. Alastha harus meyakinkan pada Evan tentang hubungannya dengan Amata, meyakinkan kepada Evan bahwa hubungan yang ia jalin kali ini tak akan berakhir seperti hubungannya dulu.
"Kalian berdua ikut?" tanya Alastha sembari berdiri dari duduknya.
Nazz dan Elbarack mengangguk mantap. Kapan lagi mereka melihat kebringasan Evan saat bertarung? Bukankah selama ini Evan selalu menyembunyikan sisi iblisnya?
Alastha, Nazz dan Elbarack berjalan keluar dari basecamp menyusul Evan yang telah pergi duluan. Seperti pesan yang Evan kirimkan kemarin, hari ini Evan akan berduel bersama Robert, tangan kanan Texas.
Texas adalah geng yang menjalin hubungan baik dengan Allons. Meskipun geng itu baru berdiri dua tahun yang lalu dan anggotanya masih belum seberapa, kemampuan Texas juga hampir sama dengan Sutton, geng yang telah basmi beberapa hari yang lalu karena Alastha dan Evan.
***
Empat pria tampan dengan jaket kulit hitam mereka masuk ke dalam sebuah gudang yang telah terbengkalai di pinggir kota, itu Ethiopia, tempat para geng bertarung ataupun membunuh. Nama itu diberi oleh seorang pemimpin besar di kota ini dahulunya. Gedung tua ini sudah sangat terkenal dikalangan geng-geng besar hingga geng kecil di kota ini.
Alastha memperhatikan bercak-bercak darah yang tertempel di dinding dan juga lantai, kursi tua dan meja usang, sudah berapa lama gudang itu ditinggalkan?
Alastha, Evan, Nazz dan Elbarack berjalan ke lantai dua. Dimana Texas sudah menunggu mereka, Evan benar-benar menantikan pertarungan ini, walaupun hanya sekedar latihan bertarung, sebagai seorang yang mempunyai gangguan mental sepertinya, tentu pertarungan seperti ini akan lebih menenangkan dirinya.
"George, kita datang," ucap Alastha ketika melihat leader dari Texas tengah berdiri di dekat jendela sembari memainkan rokoknya.
Seorang pria berotot dan tatto di tangan kirinya yang bernama George itu melihat kearah rombongan yang telah ia tunggu-tunggu sedari tadi.
Alastha menghampiri George dan bertos ala-ala pria. Kedatangan Allons disambut baik oleh leader Texas ini.
Alastha melihat beberapa orang lainnya yang tengah berdiri jauh dari lokasi George, itu Robert, dan beberapa orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTHA
Teen Fiction"Aku sudah kalah, aku ... mulai mencintainya." Karena melupakan seseorang yang hampir tergenggam itu tak semudah membalikkan telapak tangan. -Alastha Crawford- Berawal. Di atas bumi, bersama Tuhan Sang Penentu Takdir. Berakhir. 7 November 2020, di...