Alastha- 26

2K 111 3
                                    

Be a good person for no reason

★★★

Suara pintu yang terbuka membuat beberapa orang yang berada di sebuah ruangan menoleh guna melihat siapa yang datang.

Seorang laki-laki bertubuh tegap tak lupa dengan wajah lesunya berjalan memasuki ruangan itu. Orang-orang yang melihat ekspresi yang tak biasa dari laki-laki itu pun mengernyit bingung, ada masalah apa Sang Kapten hari ini?

"Sachiko-san, bagaimana keadaanmu?" tanya laki-laki itu yang berjalan menuju sebuah brangkar tempat seorang gadis bermata sipit terbaring.

Gadis yang dipanggil Sachiko itu pun tersenyum ke arah pemuda yang sangat ia kenal itu. Banyak yang berubah dari sekitarnya sekarang, sebenarnya berapa lama ia tertidur?

"Aku masih sedikit lemas Alas," jawab Sachiko pada lawan bicaranya itu. Ya, Alastha.

"Kau kenapa Alastha?" tanya Evan yang sedari tadi duduk di samping ranjang Sang Kekasih. Mata tajam laki-laki itu menangkap raut yang tidak bisa dijelaskan olehnya dari Alastha.

Tangan Alastha mengepal ketika mengingat kejadian tadi. Grace benar-benar membuat semuanya kacau, sekarang ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Amata. Apa gadis itu masih mau mendengarkan penjelasannya?

"Nanti ku-ceritakan. Sekarang kita sedang berbahagia, i really miss you Sachi," ucap Alastha sembari tersenyum ke arah gadis Jepang itu.

Alastha berjalan ke arah sofa yang disana sudah berada Elbarack dan Nazz yang tengah bermain game.

"Rindu? Bukankah setiap seminggu sekali kau selalu datang ke rumah sakit?" tanya Nazz pada Alastha.

"Biasa, the image of the Captain," timpal Elbarack sembari terkekeh. "Dasar penjilat!" ucap Nazz.

Sedangkan Alastha hanya diam dan menutup matanya, laki-laki itu perlu istirahat sekarang.

"Evan." Evan menoleh ke arah Sachiko ketika namanya dipanggil oleh gadis itu. Evan menggenggam tangan putih pucat itu dan mengelusnya.

"Kenapa?"

"Semuanya berubah ya," ucap Sachiko sembari menatap jemarinya yang dielus oleh Sang Kekasih.

"Gak ada yang berubah, semuanya masih sama. El masih menjadi Playboy, Nazz juga masih sendiri. Ya ... mungkin Alastha sudah mempunyai tambatan hati yang baru," ucap Evan memandang lembut pada gadisnya itu.

"Pengganti Grace atau hanya sesaat saja?" tanya Sachiko.

"Lebih tepatnya, Alastha benar-benar mencintai kekasihnya," jawab Evan.

"If you? Ada yang berubah tidak darimu?" tanya Sachiko pada laki-laki berdarah dingin itu.

Evan terdiam. Tidak ada yang berubah dari dirinya, semuanya masih sama, termasuk kebohongannya. Ini dilema untuk dirinya sendiri, apa ia harus mengungkapkan yang sebenarnya kepada Sachiko tentang dirinya? Tentang dirinya yang haus darah?

Ia sendiri yang mengatakan pada Amata kalau hubungan itu dilandasi atas kejujuran, tapi sampai sekarang, Evan masih belum berani mengungkapkan fakta itu pada Sachiko. Ia takut, Sachiko akan takut padanya dan menjauhinya.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang