I'm not away, it's just that I need time.
★★★
Langkah kaki tergesa-gesa seorang gadis berhenti ketika melihat gerbang hitam tinggi menjulang itu sudah tertutup rapat. Sebuah helaan napas terdengar dari gadis itu.
Amata, ia benar-benar merutuki kebodohannya karena tidak mendengar Patricia untuk tidur lebih awal, ia lebih memilih menonton Anime dan jadilah hasilnya seperti ini. Terlambat, dan ya! Ia baru ingat, ada ulangan hari ini. Oh Tuhan, nilainya akan lebih hancur dari biasanya.
"Tak biasanya kau terlambat." Suara baritone dari arah belakang berhasil membuat Amata menjerit kaget. Ia sudah hafal sekali dengan suara itu, sudah pasti Leader dari Allons lah yang berdiri di belakangnya sekarang.
"Kau sendiri?" tanya Amata memutar badannya. Dan benar saja, sudah ada Alastha yang berdiri tepat di depannya dan tiga orang lagi di samping mobil sport merah milik Elbarack.
"Aku memang terlambat setiap harinya," ucap Alastha santai dan berjalan ke arah gerbang. Nampaknya Alastha memanggil seseorang.
Tak lama kemudian muncul seorang Satpam berbadan gemuk yang membukakan gerbang tinggi itu untuk Alastha. Mana bisa seperti itu? Laki-laki ini sudah telat dan bisa masuk dengan begitu mudahnya? Oh Amata melupakan tentang posisi Alastha sebagai anak pemilik sekolah di sini. Siapapun bisa tunduk di hadapan Alastha Crawford, bukan?
Alastha menoleh ke arah Amata yang tampak menatap kesal pada dirinya. Alastha langsung menarik tangan Amata untuk masuk ke wilayah sekolah yang langsung membuat Amata terkejut.
"Kenapa kau menarikku, Alastha?" tanya Amata yang masih saja berjalan sembari tangannya ditarik oleh pria dengan tato sayap di bawah telinga itu.
"Oh, jadi tidak ingin masuk? Yasudah, kalau begitu aku antarkan keluar gerbang kembali," ucap Alastha yang langsung saja membuat netra Amata melotot.
"Bukan begitu!"
"Lalu apa lagi? Yasudah ayo ku-antarkan ke kelas," ucap Alastha dan hanya dituruti oleh Amata.
Terbilang dua minggu sudah hubungan mereka hanya seperti ini. Status mereka memang pacaran, dan alasan mereka pacaran masih sama, yaitu untuk mengakhiri permainan sialan Alastha itu.
Selama ini, Amata hanya diam setiap kali Alastha menanyakan tentang jawaban dari perasaannya. Dan Alastha juga membiarkannya, toh juga waktunya masih banyak untuk membuat Amata jatuh cinta pada Leader Allons itu.
Amata juga tidak terlalu mengerti tentang perasaannya pada Alastha. Ia nyaman, tapi terkadang juga risih. Berulang kali Teresia, Natasha dan Ethan menginterogasinya tentang perasaan Amata setiap kali bersama dengan Alastha.
Tidak ada detakan jantung yang berlebihan setiap kali Amata bersama Alastha. Tapi, setiap kali Alastha memperlakukannya dengan manis bahkan mengecupnya, jantung Amata seperti melompat keluar.
Amata sempat bertanya pada Angkasa bagaimana rasanya jatuh cinta. Tapi Angkasa malah mengejeknya dengan mengatakan anak bau kencur seperti Amata mana mungkin jatuh cinta! Menyebalkan, tapi Angkasa tetaplah sahabatnya.
Dan di sisi lain, berulang kali Alastha dibuat jatuh cinta dengan tingkah laku gadis keturunan Indonesia itu. Tingkah lakunya yang terkesan galak kalau bersama Alastha, membuat laki-laki bertubuh tegap itu merasa gemas sendiri dengan gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTHA
Teen Fiction"Aku sudah kalah, aku ... mulai mencintainya." Karena melupakan seseorang yang hampir tergenggam itu tak semudah membalikkan telapak tangan. -Alastha Crawford- Berawal. Di atas bumi, bersama Tuhan Sang Penentu Takdir. Berakhir. 7 November 2020, di...