Alastha- 44

3.1K 138 4
                                    

And in the end this long wait was rewarded.

★★★

Satu tahun kemudian ....

"Alastha!"

"Alastha!"

"ALASTHA!"

Sosok pria yang masih bergelung dengan selimutnya meraung-raung tak karuan ketika teriakan tak bersahabat itu mengganggu tidurnya. Oh jangan lagi! Ia baru saja tertidur lima belas menit yang lalu.

"Alastha, bangun!" Dengan sangat terpaksa laki-laki yang dipanggil Alastha itu membuka matanya. Huft! Itu memanglah Alastha.

"Kenapa Honey?" tanya Alastha dengan suara seraknya. Mata laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi ayah itu benar-benar sangat berat, tubuhnya sudah sangat lelah.

"Aku ingin donat!"

Alastha menghela napas panjangnya. Baru dua puluh menit yang lalu Istrinya ini meminta dibelikan pizza, sekarang donat? Oh lihatlah sekarang pukul berapa, satu dini hari. Ketika semua orang sibuk dengan mimpinya, Alastha di sini terpaksa berjaga demi Istri tercinta, Amata.

"Besok saja ya, aku lelah sekali. Dua puluh menit yang lalu kamu baru saja meminta pizza, aku mengantuk," ucap Alastha meminta pengertian Sang Istri.

"Oh jadi kau tidak mau?"

"Bukan begitu, ta–"

"Kau tidak sayang lagi pada kita?"

"Astaga–"

"Tidak apa-apa Nak, kalau memang Daddy tidak menyayangi kita lagi, kita cari Daddy baru saja," ucap Amata mendramatisir sembari mengelus perut buncitnya.

Mendengar ucapan Amata itu Alastha langsung mendudukkan tubuhnya dan menatap Sang Istri dengan tajam.

"Berani, hmm?" desis Alastha sembari memicingkan matanya.

"Be-berani lah!" ucap Amata terbata-bata.

"Oh ya?" Alastha mendekatkan wajahnya ke arah Amata.

Melihat Alastha yang semakin mendekatkan wajahnya pada Amata, wanita yang sebentar lagi akan menjadi ibu itupun mulai waspada.

"A-Alastha, kamu mau apa? Aku sedang hamil lho!"

"Aku tahu kamu sedang hamil, kamu lupa kita membuatnya bersama," ucap Alastha sembari menghembuskan napasnya ke wajah Amata.

"ALAS–hmm!" teriakan Amata terhenti kala Alastha dengan cepat membungkam bibir manisnya itu dengan bibir seksi milik Alastha.

Sejenak Amata dan Alastha larut dalam lumatan, tapi sedetik kemudian Amata mendorong tubuh Alastha menjauh darinya.

"Aku mau donat Alastha!" kesal Amata sembari mengelap kasar bibirnya.

Alastha terkekeh dan bangkit dari tempat tidur meraih jaket hitam kebanggaannya. Setelah memakai jaket itu, Alastha berjalan ke arah Amata yang tengah menatapnya.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang