Alastha- 22

2.2K 136 5
                                    

Relationships will last because they are based on honesty and mutual trust. Don't lie between us!

★★★

"Ada apa?" Seorang laki-laki dengan sorot mata nan tajam menatap datar pada seorang gadis di depannya.

"Aku ingin bicara soal–"

"Alastha?" Potong laki-laki itu yang diangguki oleh sang gadis.

Laki-laki itu duduk di sebuah kursi kayu dan menatap sebatang rokok yang terselip di jemarinya.

"Apa kau masih belum percaya atas cinta Alastha padamu, Amata?" tanya laki-laki itu menatap pada perempuan yang dipanggilnya Amata tadi. Yap, itu memang Amata.

"Bukan begitu, Evan. Tapi, aku penasaran tentang kepribadian dari Alastha, kenapa dia bisa menjadi orang yang dingin, pemarah, tempramen, dan manja dalam sekejap," ucap Amata pada Evan? Ya, memang laki-laki yang sedang berbicara dengan Amata adalah Evan.

Evan menghembuskan napasnya, kemudian menatap asap rokok yang mengambang di udara.

"Soal itu kau bisa tanya langsung pada Alastha, kan?" tanya Evan.

Amata menelan ludahnya dengan susah payah. Ternyata berbicara dengan Evan tidak semudah yang ia bayangkan, laki-laki ini sangat dingin dan tak tersentuh.

"Aku tidak merasa tidak enak bertanya pada Alastha," jawab Amata.

Evan berdiri dari duduknya dan menatap pada Amata. "Hubungan itu berlandaskan kejujuran, saling keterbukaan, dan percaya. Kau lebih baik bertanya langsung pada Alastha."

"Apa salahnya kau yang jawab?" tanya Amata.

"Aku tidak punya hak untuk ikut campur dalam hubungan kalian," ucap Evan dan kemudian berlalu meninggalkan Amata yang sedang menahan kesal.

"Dan ya, Alastha itu memang tempramen, untuk itu kau harus bicara baik-baik padanya," ucap Evan lagi lalu benar-benar meninggalkan Amata di tempat itu.

★★★

Dua orang pemuda sedang duduk saling berhadapan di sebuah kursi usang dengan penerangan cahaya yang minim. Seorang laki-laki yang memakai jaket hitam mengambil sebatang rokok di atas meja dan kemudian membakarnya. Sedangkan laki-laki yang satunya lagi tampak sedang membersihkan kaos abu-abunya dari bercak darah.

Alastha menghembuskan asap rokoknya dan menatap pada Evan yang sedari tadi sibuk dengan pakaiannya yang terkena darah akibat ulahnya sendiri.

"Aku sudah bicara pada George. Dia bilang Texas baru saja mengirimkan mata-mata ke dalam WtBlack, kita bisa mendapatkan informasi dari dia." Alastha memulai pembicaraan kali ini sembari menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Apa kita perlu mengirimkan mata-mata baru lagi?" tanya Evan yang mendapat gelengan dari Alastha.

"Terlalu banyak yang mengawasi pergerakan WtBlack, itu terlalu bahaya buat kita. Bahkan itu bisa jadi bumerang buat kita sendiri. Untuk saat ini, kita lihat dulu perkembangan WtBlack dari informasi mata-mata Texas," ucap Alastha yang diangguki Evan.

"Minggu depan WtBlack akan ke jalur lintas kota. Mereka akan mengamankan penyelundupan narkoba dari polisi, Vernand juga akan ada di sana. Gimana kalo kita panggil Polisi? Atau ... kita bisa panggil Geng lain buat nyerbu WtBlack?" tanya Evan.

ALASTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang