PROLOG

4K 291 430
                                    

♡♡♡

"Mbak Naya, mas Adit! Liat tuh, tangannya pak Tristan! Ehh, pake pegang-pegang lagi. Aku bisa jamin, kalo sepi-sepi pastinya tangannya udah menyusuri kemana-mana. Iihh, jwijwiikk akutuh" Adela, Naya dan Adit tengah makan siang di cafeteria kantor. Fokus ketiganya berada pada kedua sosok yang berada tidak jauh, tengah mengitari room-room di cafetaria mencari makan siang.

Lelaki tinggi putih yang selalu menjadi pusat perhatian di kantor ini, bukan hanya karena merupakan calon penerus PT. JAYA MANUFACT tetapi ketampanannya yang hqq. Disebelahnya ada seorang wanita, bukan gadis. Adela yakin itu, kelihatan sekali dari penampilannya. Baju seperti kekurangan bahan, dress ketat berwarna merah terang, belahan terbuka dan rok lebih diatas setengah paha. Make-up nya juga, OMG! Kayak badut tau gak, tebel banget.

Adela menggeleng-geleng, dilihatnya penampilannya kini. Sebagai internship, Kemeja berwarna cream dipaduhkan dengan celana jeans, sepatunya converse versi high berwarna putih. Memang style keseharian seperti di kampus. Ditambah lagi, dia anak teknik jadinya tidak berlebih-lebihan. Tapi walau begitu, wajahnya sedikit dipoles dengan bb cream, pewarna bibir dan eyebrow. Setidaknya ada kesan cewek-ceweknya loh.

"La, kamu kenapa kayaknya benci banget sama pak Tristan? Padahal semuanya fine-fine aja kok dia begitu" tanya Adit yang tengah menyantap makan siangnya.
Adela menghela nafas berat. Ditatapnya kedua mentornya ini sedang menatapnya dengan ekspresi penasaran. Makanan yang sudah disendok tidak jadi mereka masukan ke dalam mulut.

"Pak Tristan itu, bagaikan udang di balik batu! Kelakuannya di kantor sama ketemu keluarga tuh beda. Aku gak nyangka aja, kenapa kelakuannya jadi beda gini. Sekarang kok malah jadi kayak predator yah?"

"Beda gimana maksud kamu, La?"

"Beneran loh, pak Tristan itu sweet banget orangnya dulu. Baik banget sama orangtua, suka anak kecil, suka senyum pokoknya first impression bagus semua deh. Fixx, buat di jadiin suami idaman"

Setelah bercerita, tenggorokan Adela sudah kering karena membicarakan perihal kemunafikan Tristan. Ia merogoh air minum dihadapannya. Sementara dua orang mentornya saling berpandangan heran.

"Jadi, pak Tristan itu suami idaman kamu?" Naya dan Adit sama-sama melayangkan pertanyaan yang sama.

Uhuuukk.....

Adela tersedak dengan air minum didalam mulut, beruntung tidak muncrat kemana-mana. Karena mendengar pernyataan keduanya. Ia memukul-mukul dada. Sementara kedua mentor dengan sigap memberikannya air minum lagi untuk menetralisi tenggorokan yang tersedak.

Adela melambai-lambai mengartikan bahwa pertanyaan keduanya adalah tidak benar "Bukan, mbak Naya, mas Adit!! Yah, gaklah. Masa iya aku sama dia. Aku aja ngerii! Ihh" Adela bergidik.

"Katanya tadi, bilangnya suami idaman?" Selidik Adit.

Ahh, memang Adela tidak merevisi kata-katanya terlebih dahulu. Tapi, ada benarnya juga yang dikatakannya sebelumnya. Ketika pertama kali bertemu Tristan di acara keluarga. Adela memang menjadikan Tristan sebagai panutan suami idaman. Saat ituloh, bukan sekarang.

"Kalo dulu sih, iya. Tapi kalo sekarang ehmm gak deh" Adela menggeleng. Pandangannya beralih menatap sosok yang menjadi topik perbincangan mereka. Ckkk. Memang dasar predator! Tangannya ituloh gak bisa dikondisikan yah? Nyosor terus.

"Ehh, ehh liat tuh, mbak, mas. Tangannya pak Tristan kenapa nempel banget sama pinggulnya si mbak ber baju merah kekurangan bahan itu? Gilaa! Rapat banget itu, ihh"

Adela bergidik. Kedua partnernya hanya menggeleng.

"Peluk-pelukan tuh bukan disini. Ini tuh tempat umum" Adela meroceh lagi.

"Bukan peluk itu, La. Itu rangkul-rangkulan. Hal semacam itu untuk Pak Tristan udah biasa. Budaya barat emang begitu. Dia kan lulusan luatr negeri, kamu tahu kan?" tanya Adit.

"Iyaa, aku tau mas. Tapi ini tuh Indonesia bukan di luar negeri! Jadi jangan samain budaya sini dan disana dong"
Kembali lagi, kedua mentornya menggeleng.

Coba saja kalau Adela bicara langsung dengan Tristan. Pasti dijamin Adela gak berani. Dari belakangnya aja udah kayak hatters nomor 1 pak Tristan tapi kalau ketemu huu seperti ketangkep tikus basah tau gak.

TBC❤

DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang