Hallo, selamat hari selasa produktif. Semangat semuanya ya untuk hari ini dan seterusnya❤️
Tristan dan Kenzo sudah berada di teras depan bersama Opa Hans untuk bermain catur. Sementara Adela, gadis itu tidak diperbolehkan untuk bergabung, sehingga mau tidak mau Adela sudah kembali ke kamar.
Yang bermain pertama adalah Kenzo dan Opa Hans. Tristan masih memantau melihat bagaimana strategi permainan Opa Hans dalam hal bermain catur. Untuk seorang Tristan, bermain catur bukanlah hal yang sulit, sehingga ia bisa dengan mudahnya menguasai trik bermain catur. Walau sebenarnya bukan pro player juga, hanya tau saja.
Bisa diakui skill yang dimiliki Opa Hans sangatlah bagus, sehingga dengan mudahnya mengalahkan Kenzo. Terhitung sudah tiga putaran dan pria itu kalah telak.
"Skakmat!" Ucap Opa Hans tertawa mengakhiri.
"Yah, Opa sih terlalu hebat. Kenzo mah gak ada apa-apanya. Lihat kan, kalah terus."
"Masa sih, kamu ini anak muda tapi skillnya masih di bawah rata-rata. Kemana aja kamu selama ini. Masa kalah terus sama Opa."
"Kenzo di Jakarta. Kerja, urus anak. Bukan main catur lagi. Udah deh Opa, Kenzo ngaku kalah," Pandangan Kenzo beralih pada pria yang terus saja diam mengamati. "Giliran lo, Tan."
Tristan tersadar. Udah giliran gue? Kok cepet? Ah, gue belum siap. Tristan sedikit menelan ludah ketika kursi pemain sudah beralih padanya. "Selamat malam Opa," Sapah Tristan.
"Malam."
Oke, setidaknya sapaannya kali ini di balas. Tetap tenang.
"Saya penasaran, apa kamu bisa kalahin saya atau sama aja seperti Kenzo. Coba tolong kamu yang atur caturnya yang bener, jangan acak. Eh, tapi kamu bisa kan main catur?"
"Bisa Opa, tapi jelas masih lebih hebat Opa."
"He, tau dari mana kalau saya itu hebat main catur? Kamu juga belum main sama saya kok udah bilang saya hebat. Gimana sih kamu ini."
Tristan mengerjap. Itu tadi kan, saat Opa Hans bermain dengan Kenzo, sudah jelas permainan Opa Hans memang sangat bagus. Tidak mau banyak complain, Tristan lebih memilih langsung mengatur posisi catur dengan benar.
Permainan catur antara Tristan dan Opa Hans, sangatlah sulit. Mereka sama-sama berpikir keras. Bahkan Tristan yang memang sempat berpikir setidaknya dia bisa memenangkan satu babak saja melawan Opa Hans, namun disini tidak. Ia jelas kalah tiga babak dengan Opa Hans.
"Skakmat! Skakmat!"
Beberapa kali kalimat itu keluar dari mulut Opa Hans. Sampai akhirnya babak terakhir membuat Opa Hans lelah sendiri dengan kedua lawannya yang tidak sebanding. Sudah hampir dua jam lamanya mereka bermain namun permainan nampak monoton. Dia jadi lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
Ficção Geral[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...