PART 9
TYPO BERTEBARAN🙏
Happy Reading. Semoga suka. Vote dan Komen ditunggu❤
Gadis itu bernafas lega. Akhirnya ia bisa keluar dari ruangan Tristan. Ia cepat-cepat menghampiri meja kerja Meta yang berada tidak terlalu jauh dari depan ruangan Tristan.
"Mbak Meta!!"
"Astajimmm! Kenapa, sayang. Ada apa? Kamu gak apa-apa kan?" Meta segera menghampiri Adela. Mengecek seluruh bagian tubuh Adela satu persatu dengan lengkap dan teliti. Ternyata masih lengkap, aman.
"Mbak Meta kok gak bilang kalo diruangannya Pak Tristan ada mbak Dora si macan?"
"Mbak macan? Dora?" Meta mengernyit. Sudah macan, dora pula? Bootsnya mana?
Baru ia akan bertanya bagaimana wujud dan rupa yang Adela katakan soal Macan si Dora. Pintu dari ruangan CEO terbuka dari dalam. Menampilkan wujud dan rupa yang dimaksud. Meta mengangguk mengerti. Tadinya ia sudah tau jika ada perempuan yang masuk bersama Tristan di ruang kerja Tristan. Tapi ia tidak habis pikir soal julukan Adela yang menyebut perempuan itu Mbak Macan si Dora.
Perempuan itu keluar dengan ekspresi kesal. Entah apa yang dialaminya di dalam sana. Tapi bisa dipastikan, perempuan itu diusir Tristan. Sebelum ia melangkah keluar, ia melemparkan tatapan kekesalan pada kedua perempuan yang berada di ruang sekretaris. Adela mendelikan bahu. Ia tidak peduli kok.
"Yang tadi itu, mbak Met. Mbak Macan si Dora. Perempuan diruangannya pak Tristan. Ihhh, tau gak mbak. Tadi pas aku masuk keruangan mereka lagi beradegan senonoh. Ihh ngeri tau gak"
Mata Meta membulat "Maksud kamu, mereka lagi begituan?"
Meta tidak habis pikir. Perempuan modelan begitu, kok bisa?
"Gak sejauh itu juga si mbak. Nih, yah aku peragain" Adela segera melangkah menduduki kursi kerja Meta. Meta yang bingung hanya terus mengamati dengan ekor matanya apa yang akan diperbuat Adela.
Adela segera memposisikan tubuhnya, naik diatas kursi. Sementara kedua kakinya bertumpuh pada pegangan kiri dan kepalanya di kanan. Jadi posisinya ia tidur di kursi. Jelas berbeda sih, kan kalo si Mbak Dora ada pak Tristan dibawah, sementara Adela kosong, dipeluk sama kurisnya langsung.
Adela dengan gaya seksi segera membuka satu kancing kemeja bagian atasnya. Meta yang melihat itu hanya celengok-celengok melihat ke kiri dan ke kanan. Bisa bahaya jika ada yang melihat Adela yang gilanya seperti ini. Apalagi kalau laki-laki. Kacau dong.
Setelah kancing bajunya sudah terbuka. Kini giliran jarinya yang ia gigit sendiri, bertingkah seksi layaknya wanita penggoda. Ahh, Adela sebenarnya gak begini. Tapi kadang-kadang sisi gilanya suka kumat.
"Ayoo cogan-cogan. Mari merapat. Muacchh" Kata Adela. Meta bergidik.
"Kamu ini aneh-aneh aja, La. Cepet turun. Mbak mo kerja. Astagaa!"
Meta menggeleng. Juniornya ini memang rada-rada gila akibat jomblo yang terlalu lama.
"Emangnya, cuma si mbak dora aja yang bisa seksi-seksian. Aku juga bisa, malahan lebih seksi juga bisa" Adela memainkan rambutnya.
"Met, Pak Tristan ada di ruangannya?" Karena sibuk sehingga Adela dan Meta tidak menyadari jika ada orang lain diruangan mereka. Alhasil membuat keduanya tercengang. Adela yang masih dengan posisi duduknya seperti perempuan penggoda sementara Meta berada tidak jauh juga tidak kalah terkejutnya.
Aingg, kepergok. Aduhh malu banget. Mana yang mergokin cogan lagi. Ntar kalo dia salah paham gimana? Mama! Buang Adela ke laut aja!!
Mata pria itu berpindah pada Adela. Reza Mahendra.
"Kamu, ngapain?" tanya Reza pada Adela. Buru-buru Adela segera memposisikan tubuhnya duduk dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
Fiction générale[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...