PART 3
Typo bertebaran🙏
Jangan lupa vote dan komen yah. Tinggalkan jejak❤❤
"Kamu, takut sama saya?"
"Hah?!"
Adela mendengokan kepalanya kearah Tristan. Ia menelan salivanya dalam-dalam lagi-lagi-lagi. Siapa yang gak takut coba? Ini antara hidup dan mati tau gak.
Dela masih pengen mau nikah!! Pak Tristan sih enak banyak mainannya. Tinggal pilih terus ngajak nikah deh, gampang. Nah kalo Dela, kagakk ada pak yang ngajakin nikah!!
"Gggakk, pak. Saya gak takut sama Bapak. Saya cuma sama takut sama Tuhan dan juga dosen Matematika Aljabar saya dulu waktu kuliah, Pak. Tampangnya sama, ganteng tapi iblis berwujud manusia tau gak, pak. Serem deh!"
Bukan cuma 2 aja, Pak. Sebenarnya ada 3. Tapi gak enak aja bilang didepan orangnya langsung. Ntar dipecat gimana dong? Emangnya Dosen killer Matematika Aljabar mau nolongin gitu?
"Sama kayak siapa?" Sama kayak Pak Tristanlah, siapa lagi emang?
"Yah, sama kayak iblisnya dong, Pak"
"Terus kenapa tadi pagi kamu gak masuk ke dalam lift. Dan saya denger kamu bilang serem. Takut sama siapa kamu?"
Skakkmatttt....
Ehh, Pak Tristan tau juga? Duhh, suaranya Dela kayak toa yah?
Dengan suara deepnya Tristan bertanya sampai keakarnya. Adela menelan ludahnya sendiri, entah sudah berapa puluh kali. Ia jadi haus, matanya menerawang kesana kemari mencari setitik air guna menetralisis kerongkongan.
Matanya terfokus pada dispenser di atas nakas---Dapat.
Namun ketika ia mendongakan kepalanya pada Tristan lagi. Nyalinya menciut. Si bapak CEO sedang menunggu jawaban darinya, seakan belum puas. Tatapannya penuh intimidasi, yah jelas membuat manusia sedang seperti Adela takut.
"Iiituu, saya gak bilang serem buat bapak kok"
"Sama siapa emangnya?"
"Sama Mas Kenny"
"Kenny udah resign bulan lalu"
Mampuss! Alesan apalagi kamu, Adela Jacinda? Ya Tuhan mohon diberi penerangan T_T
Eheemmm Adela berdehem, mencoba menetralisi suaranya yang sebentar lagi akan menciut habis. Memang butuh tenaga extra menghadapi CEO nya ini. Jantung dan juga tenggorokan.
"Ohh, saya jadi inget, Pak. Tadi itu, mbak Naya ngajakin saya nonton film horror. Tapi saya gak mau soalnya serem. Saya itu penakut loh pak. Apalagi sama orang kejam tidak berperasaan" Kayak bapak ituloh.
Merasa pertanyaannya sudah terjawab oleh Adela. Membuat Tristan melonggarkan sedikit jarak antara keduanya. Namun tetap saja Tristan masih melemparkan ekspresi penuh selidik pada Adela.
"Kejam gak berperasaan?" Tristan mengernyitkan dahi. Apa hubungannya film horror sama manusia kejam tidak berperasaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
General Fiction[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...