PART 20
KABARNYA GIMANA? BAIKK? PASTI BAIK DONG HEHE. AKU JUGA BAIK KOK INI💚💚
#DIRUMAH AJA BIKIN NGANTUK TERUS YA. PENGEN REBAHAN AJA TERUS. TUGAS SIH BELAKANGANN☺
♡♡♡
Harapan soal alergi yang diharapkan sudah tidak ada lagi ternyata sepenuhnya salah. Nyatanya alergi itu masih ada. Setelah kepulangan mereka dari tempat meeting menuju hotel bahkan malamnya memang tidak menunjukan gejala apapun. Jadinya Adela sedikit lega dengan alergi akut yang ada dideritanya. Tetapi pagi harinya ketika ia bangun, ia kaget sendiri ketika badannya sudah susah untuk digerakan dan terasa panas. Fixx, Alergi kacang masih ada!
Terakhir kali dia mengalami alergi tersebut saat ia masih kelas 3 SMA. Saat ia nekat mengkonsumsi kacang goreng pada saat kelas tata boga yang mengharuskan mereka parktik membuat makanan haram bagi Adela itu. Akibatnya juga fatal, gatal-gatal, badannya merah-merah, dirasa panas sekujur tubuh sampai demam tinggi, dan juga pusing berat. Hal itu membuatnya harus diopname selama satu minggu di Rumah sakit. Ditusuk-tusuk jarum, diberi vitamin dan diberi vaksin anti alergi.
Adela ngeri sendiri membayangkan waktu itu. Haruskan sekarang ia merasakan hal yang sama? Mama gimana dong ini?
Secepat mungkin ia harus menghilangkan alerginya ini. Sudah cukup waktunya untuk cengeng dan pasrah dengan keadaan. Karena ini, dia jauh dari orangtua. Bahkan Kak Kenzo yang menjadi tempat penitipan di Jakarta, sekarang berada jauh darinya karena sekarang Adela sedang dinas keluar kota.
Adela mulai melangkah memasuki kamar mandi dengan susah payah. Pikirnya dengan air dingin mungkin bisa menetralisi rasa gatal dan juga panas disekujur tubuhnya. Benar saja, ketika ia berendam tubuhnya terasa sedikit lebih lega. Rasanya ia mau berlama-lama berendam seperti ini.
Hampir satu jam lamanya Adela berendam. Selama itu juga dia merasa lebih nyaman. Jam juga sudah menunjukan pukul 07.00. Setengah jam lagi waktunya untuk berangkat ke lokasi pembangunan perusahaan baru kerja sama antara dua perusahaan. Katanya ini adalah project yang sangat besar. Adela sendiri belum pernah kesana langsung, hanya melihat dari desain yang dipresentasikan kemarin.
Setengah jam lagi mereka berangkat. Tapi sepertinya Adela masih mager berat untuk bangun dari bath tub. Dia sudah rela untuk tidak memakai make up kali ini. Sebenarnya gaya kesehariannya juga bukan make up dengan gaya tebal. Hanya make up natural. BB cushion, dua lipcream jadi satu, eyebrow dan mascara. Hanya itu, tapi tetap menyita waktu menurutnya. Tapi untuk kali ini, ia lebih memilih tidak memakai make up karena tangannya lagi malas moles. Beruntung ia membawa persediaan masker, sehingga akan digunakannya hari ini.
Kini Adela sudah selesai mandi, sudah ganti baju dan sudah siap. Tas dan peralatannya juga sudah siap. Ponselnya juga sudah bunyi-bunyi sejak tadi. Siapa lagi kalau bukan dari bossnya, Tristan. Memang sejak tadi sudah mengiriminya pesan tapi tidak dibalas Adela dengan alasan mager. Badannya malas sekali hanya untuk melakukan aktifitas mengetik. Semuanya juga kan gara-gara Tristan juga yang menawarinya donat kacang juga. Tapi, Adela menggeleng. Tidak boleh mempersalahkan orang seperti itu. Salahnya juga kan kenapa harus memakannya? Bahkan lima donat sekalian. Dela kan jadi lupa diri kalau sama makanan enak.
Drrrtttttt
Adela menatap layar ponsel yang tertulis nama 'Pak Tristan Prasaja' disana. Terhitung sudah lima kali panggilan tidak dijawab dan pesan tak terbaca yang entah sudah berapa banyak. Karena tidak mau terlalu lama diganggu, Adela pun mengangkat telepon Tristan pada saat telfon yang keenam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
General Fiction[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...