PART 29 ~ Spekulasinya

1.2K 108 165
                                    

HALLOOO...
APA KABAR??
MINGGU DEPAN UDAH TAHUN BARU YA? DUHH, GAK KERASA 2020 UDAH MAU ABIS. WISHNYA APA NIH KALAU BOLEH TAU DI TAHUN BARU NANTI??

PART INI KHUSUS ADELA SAMA TRISTAN AJA, SEMOGA GAK BOSEN YA WKWK

♡♡

Adela perlahan mulai membuka pintu sedikit-demi sedikit. Seseorang diluar akhirnya bernafas lega, karena akhirnya dibukakan pintu juga. Dia Tristan.

"Pak Tristan?"

"Kamu kok lama banget buka pintu? Saya udah nunggu lama," Tristan melambai dengan plastik ditangannya. Adela sedikit menyipit, fokusnya sekarang bukan Tristan tetapi pada sekantong plastik, maksudnya aroma yang datang dari plastik itu.

"Saya pikir siapa, ternyata Pak Tristan ya. Ehh, itu apa Pak ditangannya?" Adela menelan ludah.

"Ini sate ayam. Kebetulan saya lewat, dibawah mess ada yang jual sate ayam favorit saya. Maunya makan pakai nasi, tapi saya lupa beli. Kamu ada nasi gak?"

"Ehh gak ada Pak. Tapi kalau mau nunggu saya bisa masakin bentar."

"Oke, boleh. Tapi jangan lama-lama."

Adela mengernyit. Emangnya sekali Dela sulap nasinya bakalan jadi? Gak kan. Harus nunggu matang dulu itu.

Sementara Adela berpikir, Tristan sudah buruh-buruh masuk kedalam tanpa permisi. Ihh, belum juga disuruh masuk kok ini main masuk aja. Emangnya siapa, emangnya mess punya Pak Tristan. Tapi emang sih, segedung ini juga punya dia, tapi kan kamar ini punya Dela.

"Kamu gak ubah apa-apa? Tata letaknya begini aja?" Tristan mengitari ruangan, memperhatikan setiap detail tata-letak yang ada diruangan.

"Gak, udah bagus kok ini."

"Iya, emang bagus dari awal. Udah begini aja."

Adela mengernyit. Terserah you aja deh Pak. "Eh, iya Pak. Sini satenya biar saya taruh dipiring."

"Oh iya ini. Ehh, saya ke toilet dulu sebentar."

"Toiletnya ada disebelah...."

Belum sempat Adela memberi arahan pada tamu barunya, Tristan sudah lebih dulu memasuki toilet. Membuat Adela sedikit mengernyit kemudian beralih pada satenya, tidak mau mengambil pusing dengan Tristan.

~

Akhirnya setelah menunggu beberapa saat, nasi sudah matang. Ahh, perutnya sudah demo dari tadi meminta diisi. Adela dan Tristan makan berdua di pantry, dengan dua piring nasi dan satu piring lagi untuk sate.

"Gimana menurut kamu, messnya bagus?"

"Bagus kok Pak."

"Betah gak disini?"

"Sejauh ini saya betah sih Pak. Saya paling suka sama outdoor jendela. Pemandangan city viewnya bagus."

"Sama, saya juga suka itu."

"Iya Pak. Bagus kan?"

Tristan manggut-manggut kemudian beralih pada makanan dihadapannya. "Makanan favorit saya kalau di mess itu ini, Sate didepan mess. Sayang banget tempat makannya cuma buka pas malam. Kalau saya lagi pengen makan sate, saya kesini, tidur di mess."

Hmmm, ya namanya juga sultan bebas ya. Mau makan apa, tinggal pilih tinggalnya dimana.

"Ohh Pak Tristan punya kamar sendiri juga di mess?"

Tristan mengangguk. "Iya, ada."

"Dimana Pak?"

"Disini."

DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang