[PROSES TERBIT]
Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi.
Entah gossip dari mana, sampai ia me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡♡♡
Malam hari terasa begitu cepat mengganti pagi. Seperti biasa waktunya untuk ke kantor di jam tujuh pagi. Tapi satu hal yang nampak tidak biasa, yaitu situasi. Sejak kejadian sabtu malam, Adela hampir tidak bisa tidur. Mengenai hubungannya dengan Tristan sudah di ketahui publik. Respon sejauh ini, nampak baik-baik saja sejak dua hari ini.
Bahkan malam itu, ketika sudah diketahui publik. Tristan bahkan dengan sengaja mengajak Adela untuk satu meja dengannya dan memperkenalkannya pada beberapa petinggi perusahaan dan juga teman-teman semasa kuliah dari Tristan. Ya Tuhan, Dela mana bisa nolak ya kan.
"Selamat pagi, Adela."
"Pagi."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adela sedikit kikuk mendapat berbagai salam dari karyawan lain, walau sudah biasa mendapat sapaan di pagi hari, namun sekarang seperti ada cela yang membuatnya sedikit tidak enak disini. Karena perasaan sendiri, selalu membuat situasi nampak berbeda.
Sesampainya di kubikel meja kerja, Adela sedikit bingung. Sudah ada dua kotak susu full cream dan strawberry disitu, entah siapa yang memberikannya, Adela mengucap terimakasih dalam hati. Lumayan juga kan pagi-padi dapat berkat.
Tanpa berpikir panjang siapa yang pengirimnya, Adela langsung meminumnya.
Tristan: Itu dari saya.
Oh, ternyata dari pacarnya toh. Adela senyum-senyum sementara meminum satu kotak susu.
***
"Loh, Mbak Talia kenapa laporan saya Mbak yang kerja? Tugas yang lain juga kayaknya udah selesai. Kok saya gak kebagian?"
"Ah, iya. Kebetulan Mbak gak ada kerjaan, jadi langsung deh Mbak yang kerja. Udah kamu, duduk aja dulu sana, refresh otak, hehe."
Adela menggaruk tengkuknya. Talia itu adalah semacam senior diruangan ini. Dari sejak masih berstatus intern, Talia sudah bekerja di perusahaan ini. Dengar-dengar sudah bekerja selama hampir lima tahun juga.
