PART 11
KOMEN DAN VOTE DITUNGGU❤❤
♡♡♡
Tristan sudah sampai dirumah. Lebih tepatnya rumah keduanya, rumah dari Tantenya. Jika dia banyak pikiran atau merasah resa, pastinya dia akan pulang kerumah sang Tante. Karena biasanya wanita paru baya itu yang menjadi keluh-kesahnya jika banyak pikiran.
Seperti saat ini. Sebenarnya bukan banyak pikiran soal apa, hanya saja ia masih terpikir soal kejadian tadi. Soal kejadian Adela yang menangis dihapannya. Ditambah lagi karena seminggu ini Adela nampak tidak terlihat dikantor membuatnya jadi tidak bisa mengklarifikasi soal kejadian minggu lalu. Pas ketika sudah ada kesempatan seperti tadi, malah dikacaukan si mas ala-ala dari Adela.
Tidak taulah, sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya. Baru kali ini dia begini. Sebelumnya ia juga pernah dipergoki oleh salah satu karyawannya. Bahkan lebih parahnya lagi ia kepergok sementara berciuman dengan salah satu rekan bisnisnya dulu. Langsung saja, tidak butuh waktu 24 jam, berita itu sudah tersebar seantero kantor. Tristan tidak peduli. Selagi tidak mengganggu pekerjaannya ia tidak peduli. Masa bodohlah.
Tapi kali ini, ia bingung sendiri. Entah apa yang dirasakannya. Ia ingin secepatnya mengklarifikasikannya pada Adela. Ahh, bukan-bukan. Bukan pada Adela lebih tepatnya. Tapi ia takut jika Adela melaporkannya pada sang Tante. Iya, mungkin, itu alasannya.
"Lahh, Tristan kamu disini?" tanya sang Tante yang baru saja keluar dari kamar. Bu Rati sepertinya sudah hafal dengan tingkah keponakannya ini. Paling-paling lagi mikirin sesuatu.
"Iyaa, Tan. Tristan nginap yah"
"Ya udahh. Ada masalah apa lagi kamu kesini? Aduhh, Tante pusing yah kalo kamu cerita soal kerjaan. Sekali-sekali soal cewek kek. Tante kan juga pengen punya cucu dari kamu"
"Bukan soal pekerjaan kok, Tan. Kerjaan Tristan baik-baik aja semuanya. Gak ada masalah apa-apa, Tan. Semuanya aman terkendali. Emangnya Tante mikirnya kalo Tristan kesini selalu punya masalah gitu?"
"Yahh, kali aja. Biasanya begitu kan, Tristan"
Bu Rati tengah menonton serial TV dihadapannya. Tidak biasanya, keponakannya ini tidak banyak meroceh. Dilihatnya keponakannya itu yang sementara duduk di depan meja makan sedang dalam sesi melamun. Bu Rati mengernyit. Bahkan gunting dan kertas dihadapannya ia mainkan tidak jelas. Kertas ia gunting menjadi potongan-potongan kecil. Jelas keponakannya ini ada yang berbeda.
"Tristan, papa sama mama kamu udah pulang dari Jerman?"
Krikkkk krikkk
Tidak ada sahutan. Dilihatnya lagi keponakannya itu masih sama, sibuk dengan kertas dan guntingnya. Tapi pandangan matanya menghayal.
"Tristann"
"Tristann Prasaja!!" Barulah Bu Rati meninggikan suaranya mampu menyadarkan Tristan yang sementara melamun.
"Hahh?! Ada apa, Tan. Kok teriak-teriak sih? Tristan gak budek loh"
"Gak budek apanya. Udah tiga kali Tante panggil-panggil gak ada balasan. Aneh deh kamu!"
"Emang iya, Tan? Kok Tristan gak denger? Tante kali manggil Tristan cuma pake suara hati. Yah, mana Tristan bisa denger"
Bu Rati melotot. Ia mengelus dada.
"Ya udah kenapa, Tan?"
"Papa sama mama kamu udah pulang dari Jerman?"
"Belum, katanya besok"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) END
Fiksi Umum[PROSES TERBIT] Bagi Adela, Tristan adalah orang yang ia buang jauh-jauh dari daftar suami idaman. Ganteng sih, iya. Bahkan sebelumnya Adela sempat memasukannya dalam daftar pria idaman. Tapi sekarang tidak lagi. Entah gossip dari mana, sampai ia me...