PART 4 ~ Mbak Barbie

2.9K 236 487
                                    

PART 4
Typo bertebarann🙏🙏

Hufttt..

Adela meregangkan tangannya ke kiri dan ke kanan. Pekerjaannya selesai untuk siang ini, sudah hampir 3 jam selepas ia kembali dari ruangan HRD tadi. Setelahnya, ia langsung ke ruangan kerja. Dihari pertama, ia langsung diberi tugas oleh sang manager dari divisinya.

Jam menunjukan pukul 12.00 waktunya istirahat. Perut sudah kelaparan minta di isi. Naya juga sebelumnya sudah mengiriminya pesan whatsapp untuk mengajaknya ke cafeteria kantor. Mungkin sedikit lagi Naya kemari.

Tidak butuh waktu lama, ternyata Naya sudah berada tepat disebelahnya. Wajahnya cerah senyumannya merekah. Tapi sepertinya ada kejanggalan dari senyumannya itu, mungkin Adela terlalu perasa atau bagaimana tapi benar-benar senyumannya berbeda.

"Yukk makan"

"Ayoo, Mbak"

"Tapi kamu yang traktir yah"

Adela tercekat. Baru juga pegawai sehari udah diminta traktir, gimana nanti kalo udah setahun, dua tahun disini? Bisa-bisa diminta beli cafetarianya juga. Emangnya, perusahaan ini punya suaminya Adela apa?

"Kok aku yang traktir, Mbak? Belum juga gajian. Ini juga belum dekat tanggal waktunya terima gaji, Mbak"

"Hehe, ntar Mbak kenalin sama temen Mbak yang jadi panitia penyelenggara acara fanmeet boygrup korea yang terkenal itu. Ntar kamu dapat tiket VIP paling depan, tanpa perlu antri panjang lagi"

Adela menimang-nimang. Uang yang dikirim papa dan diberi ka Kenzo tadi pagi, lumayan banyak. Bisa untuk berbagi berkat dengan sesama. Oke, demi tiket VIP menuju suami, Adela rela mentraktir Naya deh.

Adela menggeleng "Gak, gak perlu mbak. Gak perlu ditanya lagi, mbak. Ayooo. Perut udah kelaparan. Mbak Naya mau pesan apa biar aku yang bayarin?"

"Nah, gitu dong adiku"

Sesampainya di cafeteria Adela dan Naya segera memilih meja untuk mereka duduki sebelum mencari makan. Harus booking tempat dulu, kalau tidak mereka tidak akan kebagian. Tau sendirilah jam segini jam-jam makan siang. Cafetaria penuh.

Mata Adela menerawang daerah cafeteria kantor yang tengah ramai, fokus matanya tertuju pada dua sosok berlawan jenis tengah berjalan-jalan mengelilingi cafeteria. Sepertinya mencari makan siang apa yang sesuai.

Adela berdecih "Mbak, Naya liat tuh. Pak Tristan sama mbak Barbie. Hedehhh, gak bisa apa pemandangan kayak gini dihilangkan dulu"

Barbie sih Barbie, bajunya juga kayak kekurangan bahan. Terakhir kali Adela beli boneka Barbie mungkin 15 tahun lalu. Ia ingat betul baju-baju dari boneka Barbie, roknya hampir diatas setengah paha, bajunya hanya tali sejari. Rambutnya juga dikuncir kuda yang tingginya mengalahkan jambul khatulistiwa syahrini.

"Kok Barbie?"

"Iya, emang kata yang sesuai buat itu perempuan? Masa aku bilang dia Annabell sih? Aku kan gak sejahat itu, Mbak"

Naya terkekeh "Kamu ini ada-ada ja, La. Ya udah makan yuk"

"Tapi Mbak, tau gak, masa tadi pagi Pak Tristan bilang dia jomblo pas ditanya Bu Rati. Padahal kan gak, buktinya itu"
Adela dan Naya mendengokan pandangannya lagi. Sosok yang dituju tampak tidak menyadari.

"Itu bu Liodra, La. Anaknya pemilik perusahaan yang kerja sama dengan PT JAYA. Udah seminggu ini datang ke kantor. Selalu makan siang di cafeteria sama pak Tristan, jadi pemandangan kayak gitu udah biasa di kantor"

Wadaww. Menang banyak ngana Tristan!! Udah ceweknya cantik sultan lagi. Adela mah apa, hanya remahan gula pasir, kecil tapi manis. Ehh bukan kecil deh tapi sedang. Heheh.

DEAR MY BOSS (TRISTAN & ADELA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang